Selasa, 14 Juni 2011

Wasiat Berharga sepanjang masa Dunia dan Ahirat (wasiat Imam Ali kepada Imam Hasan

Resapkan kebenaran yang satu ini, wahai anakku !……. Bahwa Tuhan, yang punya perbendaharaan langit dan bumi , telah memberi permisi buatmu untuk mohon semua itu. Dan Dia pun membuat Janji untuk mengabulkan pintamu!. Dia menyuruh untuk mohon anugerahNya, yang akan diberikanNya. Dan Rahmatnya , yang akan dilimpahkanNya…


Tidak ada petugas sekuriti, penghalang doamu sampai padaNya. Tidak perlu pula ada perantara berada diantara kamu dan diriNya, mewakili atas-namamu.


Jika kamu melanggar janji, jika kamu melanggar sumpah, melakukan lagi yang dulu kamu bertobat, Dia tidak akan segera menghukummu, Dia tidak akan tergesa menolakmu atau menganugerahimu. Dan bila kamu bertobat sekali lagi, Dia tidak akan Nyinyir Mengejekmu atau ramai-beberkan rahasia dosamu , walaupun itu paling patut bagimu.


Tetapi Dia akan menerima tobatmu serta memaafkanmu. tanpa pernah mengungkit-ngungkit maafNya , atau menolak melimpahkan rakhmatNya. Tidak, bahkan resmi dinyatakan bahwa tobat adalah kebajikan dan kesalehan.


Yang Maha Pengasih telah membuat deklarasi , setiap salahmu cuma dihitung satu, setiap baik-salehmu dihitung sepuluh. Pintu TobatNya ditinggal lebar jembar terbuka.
Dia dengar setiap sapaan panggilanmu. Dia terima setiap panjatan doamu.. . 

Putraku sayang, walaupun rentang usiaku tidaklah sepanjang mereka yang telah mendahuluiku, namun aku berusaha keras untuk mempelajari sejarah kehidupan mereka. Dengan tekun kutelusuri kegiatan-kegiatan mereka, kurenungkan pikiran dan amal perbuatan mereka, kupelajari bekas-bekas peninggalan dan reruntuhan mereka, dan kurenungkan perjalanan mereka sedemikian rupa sehingga aku merasa seakan-akan aku pernah hidup dan bekerja bersama mereka dari abad-abad permulaan sejarah sampai ke masa kita ini. Aku tahu apa yang baik dan yang membawa kerusakan bagi mereka.


Dengan memisahkan yang baik dari yang buruk kuperhatikan dengan seksamahalaman-halaman pengetahuan yang telah kuhimpun. Melalui nasihat ini aku berusaha menunjukkan kepadamu nilai kehidupan yang bersih dan pemikiran yang tinggi, dan bahaya kehidupan yang penuh dosa dan kekejian. Sebagai ayah yang kasih, penuh perhatian dan mencintaimu, aku berusaha menjaga dan melindungi setiap segi kehidupanmu.


Sejak awal aku bermaksud menolong mengembangkan akhlak yang mulia dan mempersiapkanmu menjalani kehidupan ini. Aku ingin mendidikmu menjadi seorang pemuda dengan akhlak karimah, berjiwa terbuka dan jujur serta memiliki pengetahuan yang jernih dan tepat tentang segala sesuatu di sekelilingmu.


Pada mulanya aku hanya ingin mengajarimu Kitab Suci, secara mendalam, mengerti seluk-beluk (tafsir dan takwil)nya, membekalimu dengan pengetahuan yang lengkap tentang perintah dan larangan-Nya (hukum-hukum dan syariat-Nya) serta halal dan haramnya. Kemudian aku khawatir engkau dibingungkan oleh hal-hal yang diperselisihkan di antara manusia, akibat perbedaaan pandangan di antara mereka dan diperburuk oleh cara berpikir yang kacau, cara hidup yang penuh dosa, egoisme dan kecenderungan hawa nafsu mereka, sebagaimana membingungkan mereka yang berselisih itu sendiri. Oleh karena itu, kutuliskan, dalam nasihatku ini,prinsip-prinsip dasar dari keutamaan, kemuliaan, kesalehan, kebenaran dan keadilan. Mungkin berat terasa olehmu, tetapi lebih baik membekali engkau dengan pengetahuan ini daripada membiarkanmu tanpa pertahanan berhadapan dengan dunia yang penuh dengan bahaya kehancuran dan kebinasaan. Karena engkau adalah pemuda yang saleh dan bertaqwa, aku yakin engkau akan mendapatkan bimbingan dan pertolongan ilahi (taufik dan hidayah-Nya) dalam mencapai tujuanmu. Aku ingin engkau berjanji pada dirimu untuk bersungguh-sungguh mengikuti nasihatku ini.


Ketahuilah wahai putraku, bahwa sebaik-baiknya wasiat adalah taqwa kepada Allah, bersunguh-sungguh menjalankan tugas yang diwajibkan-Nya atasmu, dan mengikuti jejak langkah ayah-ayahmu yang terdahulu (Rasullullah) dan orang-orang yang saleh dari keluargamu. Bahwasanya mereka senantiasa memperhatikan dengan teliti pikiran dan perbuatan mereka sebagaimana engkaupun harus berbuat. Apabila jiwamu menolak untuk menerima hal-hal tersebut dan bertahan untuk mengetahui sendiri sebagaimana mereka mengetahui (mengalami apa yang mereka alami), maka engkaupun bebas untuk mencapai kesimpulan-kesimpulanmu, tetapi hendaknya usahamu itu disertai dengan pengkajian dan pemahaman yang teliti.


Jangan sekali-kali membiarkan ketidakpastian dan keraguan meracuni pikiranmu. Jangan biarkan rasa ingin menang ataupun rasa suka dan tidak suka mempengaruhi pandangan dan pendapatmu. Ingatlah untuk senantiasa mengawali usahamu dengan memohon petunjuk dari Tuhanmu dan membimbingmu ke jalan yang benar. Jangan biarkan perasaan ragu dan bimbang (terhadap kebenaran ajaran agama) menguasai pikiranmu, karena itu akan menjerumuskanmu ke dalam agnostisisme (sikap tidak peduli terhadap Tuhan) atau syubhat atau ke dalam dosa dan kesesatan.


Ketika engkau akan menyelesaikan suatu masalah sedang engkau yakin bahwa hatimu bersih dan khusyuk, pikiranmu telah terpusat dan semangatmu telah penuh, perhatikanlah apa yang telah kuterangkan padamu, tetapi jika pikiranmu belum jernih dan terbebas dari keraguan sebagaimana engkau harapkan maka engkau akan membabi buta dan menerjang bagaikan unta buta dan jatuh ke dalam kegelapan. Dalam keadaan seperti itu yang terbaik adalah berhenti, karena dalam keterbatasan-keterbatasan seperti itu seseorang takkan pernah mencapai kebenaran.


Putraku sayang, perhatikan dan ingatlah baik-baik nasehatku. Dan ketahuilah, bahwa Allah, Penguasa Maut. Dia pula Penguasa Hidup. Dia lah Pencipta sekaligus Penghancur, bahwa Dia yang memusnahkan dan akan menghidupkan kembali. Dia yang mengirim bencana dan hanya Dia yang menyelamatkan.


Ingatlah bahwa alam semesta berjalan dibawah hukum-hukum-Nya, Allah ciptakan di dalamnya aksi-reaksi, sebab-akibat, bencana dan karunia, penderitaan dan kenikmatan, pahala dan hukuman; tetapi ini belumlah semuanya; masih banyak hal yang di luar pemahaman kita, hal- hal yang tidak dan tidak akan dapat diketahui dan hal-hal yang tidak dapat diduga dan diramalkan. Jika ada yang tidak kau pahami, janganlah langsung menolaknya. Ingatlah bahwa ketidakmengertianmu disebabkan oleh kurangnya pengetahuanmu (atau kejahilanmu). Ingatlah bahwa penampilan pertamamu di muka bumi ini di awali dengan kebodohan dan ketidaktahuan, kemudian secara bertahap engkau memperoleh pengetahuan. Ada banyak hal (didunia) ini yang berada di luar pengetahuanmu, yang membingungkan dan mengejutkanmu, dan yang tentang engkau tak mengerti “mengapa” dan “bagaimana”; perlahan-lahan engkau memperoleh pengetahuan tentang beberapa hal di antaranya, dan di masa depan pengetahuan dan pandanganmu akan lebih luas. Karena itu, bersandarlah kepada Tuhan yang telah menciptakanmu, yang menjamin rizkimu, yang menyempurnakan rupa dan bentukmu. Hendaknya kepada-Nya saja engkau mengabdi dan beribadah, berharap dan bermohon, dan hanya kepada-Nya engkau merasa takut dan gentar.


Ketahuilah, wahai putraku, bahwa tak seorangpun yang pernah menyampaikan berita yang demikian terperinci tentang Allah kepada umat manusia sebagaimana yang disampaikan oleh Rasullullah SAW.


Kunasihatkan engkau untuk rela dengan ajaran-ajarannya, menjadikannya sebagai pemimpinmu dan menerima bimbingannya untuk mendapatkan keselamatan (dunia dan akhirat). Sungguh aku telah berusaha melakukan yang terbaik dalam menasihatimu sebagai seorang ayah yang kasih dan tulus. Dan percayalah bahwa engkau takkan mencapai wawasan yang demikian tentang kebaikan diimu lebih dari yang kunasihatkan padamu.


Ingatlah, putraku
, sekiranya ada Tuhan selain-Nya, Yang Esa, pasti telah dikimkannya pula utusan-utusan-Nya, engkau akan lihat tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya, dan engkau akan ketahui pula sifat-sifat dan perbuatan-Nya. Tetapi telah nyata bahwa Dia-lah Tuhan yang Tunggal sebagaimana Dia menyebut Diri-Nya. Tiada sesuatu pun yang sebanding kekuasaan-Nya, tiada sekutu bagi-Nya. Dia kekal Abadi, tidak pernah dan tidak pernah berubah. Dia-lah yang Pertama sebelum segala sesuatunya tanpa permulaan. Dia pula yang Akhir sesudah segala sesuatunya tanpa akhir penghabisan(nihayah).


Sungguh agung, tinggi dan tak terbandingkan ketuhanan(rububiyah)-Nya, sehingga di luar jangkauan pikiran. Tak seorang pun yang dapat mengerti atau mencerap-Nya. Jika engkau telah mengetahui kedudukanmu di hadapan-Nya, maka berlakulah yang layak bagi orang sepertimu; yang sangat lemah, tak berdaya, banyak kekurangan, dan sangat berhajat kepada Rabbnya dalam melaksanakan taat, serta takut akan siksa dan murka-Nya.

Sesungguhnya Allah tidak menyuruhmu melakukan sesuatu kecuali yang baik dan membawa kebaikan, dan tidak melarangmu kecuali dari yang buruk dan menimbulkan keburukan.


Putraku sayang, melalui nasehatku ini, telah kujelaskan segala sesuanya tentang dunia ini, betapa cepat perubahan yang terjadi padanya, betapa singkat segala sesuatu yang ditahan dan ditawarkannya, betapa cepat ia merubah kecenderungan dan karunianya.


Juga telah kujelaskan tentang kehidupan yang akan datang dan semua perlengkapan yang tersedia bagi ahlinya.


Aku telah berikan contoh-contoh tentang aspek-aspek kedua kedua kehidupan tersebut, sebelum dan sesudah kematian, supya engkau dapat mengambil pelajaran darinya dan menjalani kehidupan berdasarkan pengetahuan tersebut. Sesungguhnya perumpamaan orang-orang yang memahami hakekat dunia ini adalah bagaikan orang yang melakukan perjalanan dari tempat yang kering tandus dan gersang menuju tempat yang subur menghijau, penuh karunia dan nikmat.


Mereka menjalaninya dengan penuh gairah dan harapan akan masa depan yang penuh karunia dan kedamaian. Mereka dengan rela menerima segala penderitaan, kesukaran dan resiko perjalanan. Tabah menghadapi perpisahan dengan kawan, kurangnya makanan dan kenyamanan selama perjalanan demi tercapainya tujuan perjalanan. Mereka tidak menolak untuk menanggung segala ketidaknyamanan dan tidak segan menanggung setiap pengeluaran dalam perjalanan (berderma, bersedekah dan menolong fakir miskin dan yang berkekurangan). Setiap langkah yang diambil dalam menjalani tujuannya, betapa pun melelahkan, merupakan saat-saat yang membahagiakan dalam kehidupannya. Tiada sesuatu yang lebih dicintainya daripada mendekatkan diri dan sampai ke tujuan.


Sebaliknya perumpaan orang yang tertipu oleh dunia ini bagaikan orang yang merasa tinggal di tempat yang subur dan menyenangkan, dan harus berjalan menuju tempat yang kering tandus. Adakah sesuatu yang lebih menjemukan daripada perjalanan yang seperti itu? Betapa akan bencinya mereka untuk meninggalkan tempat mereka berada berpindah ke tempat yang mereka sangat benci, tempat yang dahsyat, mengerikan dan menakutkan.


Putraku sayang, sejauh prilakumu menyangkut orang lain, jadikanlah dirimu sebagai neraca timbangan untuk menilai baik buruknya.


Berlakulah kepada sesamamu sebagaimana yang kau harapkan dia berlaku padamu. Apa yang kau sukai bagi dirimu sukai pula buat orang lain, dan apa saja yang tidak kau sukai terjadi atas dirimu hindarkanlah orang lain darinya.


Jangan menganiaya dan menzalimi siapapun karena kaupun tidak suka dianiaya dan dizalimi. Bersikap baik dan simpatilah kepada yang lain sebagaimana engkau ingin orang lain berlaku baik dan simpati kepadamu. Anggaplah buruk bagi dirimu apa yang kau pandang buruk sekiranya terbit dari orang lain.


Jika engkau merasa puas dan senang dalam menerima perbuatan tertentu dari orang lain, maka engkaupun dapat berlaku seperti itu kepada yang lain. Jangan membicarakan sesamamu dengan cara yang kau sendiri tidak suka apabila orang lain membicarakanmu seperti itu.


Janganlah berbicara tentang hal-hal yang kurang atau tidak kau ketahui, dan jika engaku berbicara tentang sesuatu atau seseorang yang betul-betul kau ketahui dengan baik, maka hindarilah skandal dan fitnah sebagaimana engkau sendiri tidak suka difitnah dan diumpat seperti itu.


Ketahuilah bahwa sombong dan bangga diri adalah bentuk-bentuk kebodohan dan berbahaya bagi jiwa dan pikiranmu. Oleh karena itu, jalanilah kehidupan yang seimbang (tidak sombong dan juga tidak menderita kompleks rendah diri), berusahalah untuk berlaku jujur dan tulus, Janganlah berlaku sebagai penyimpan barang bagi orang lain.


Apabila engkau mendapat bimbingan dari Tuhanmu untuk mencapai apa-apa yang kau inginkan, maka janganlah bangga dengan perolehanmu itu.


Tunduk dan merendahlah di hadapan-Nya dan sadarilah bahwa keberhasilanmu itu semata-mata karena kasih dan karunia-Nya.


Ingatlah anakku, bahwa di depanmu itu perjalanan yang panjang dan jauh. Perjalanan yang tidak hanya sangat panjang, melelahkan, berat dan sukar, bahkan rutenya pun sebagian besar melalui daerah yang curam, tandus dan gersang. Engkau akan sangat membutuhkan istirahat, penyegaran dan pertolongan. Waspadalah dan perbaikilah perbekalanmu agar engkau dapat melanjutkan perjalananmu ke tujuanmu, yaitu hari pengadilan. Tetapi ingatlah anakku, jangan bebani dirimu secara berlebih-lebihan (jangan terlalu banyak tugas dan kewajiban atau jangan bebani dirimu dengan hidup mewah yang membawa cela dan aib). Karena jika bebanmu lebih dari yang dapat kau pikul dengan nyaman, maka perjalananmu itu akan sangat menyakitkan dan melelahkan.
Jika kau mendapati di sekelilingmu orang-orang yang miskin, papa dan berhajat yang sanggup membawakanmu bekalmu untuk diserahkan kelak di hari kiamat di mana engkau akan sangat berhajat padanya, maka gunakanlah kesempatan itu dan serahkan bebanmu kepadanya (distribusilah kekayaanmu di antara orang-orang yang miskin, papa dan berhajat. Tolonglah sesamamu semampumu. Berbuat baik dan kasihilah sesamamu). Jadi bebaskanlah dirimu dari pertanggungan yang berat dimana kau akan ditanyai tentang penggunaan karunia yang telah dilimpahkan-Nya atasmu (kesehatan, harta, kekuasaan dan kedudukan). Sehingga engkau dapat mencapai tujuan perjalananmu dalam keadaan ringan dan segar, dan engkau telah memiliki bekal yang cukup bagimu di sana (pahala atas pelaksanaan kewajibanmu kepada manusia dan Tuhan di alam dunia ini). Bagikanlah bebanmu kepada sebanyak mungkin orang yang dapat membawanya (tolonglah sebanyak mungkin orang yang terjangkau olehmu) sehingga engkau tidak akan kehilangan mereka ketika engkau sangat membutuhkan mereka (atau mungkin saja suatu ketika engkau akan membutuhkan mereka dan tidak kau dapatkan). Manfaatkanlah harta dan kekuasaanmu sedemikian rupa sehingga engkau akan memperolehnya kembali ketika engkau dalam keadaan miskin dan tak berdaya (pada hari pengadilan).

Senin, 13 Juni 2011

Untitled

[youtube]http://denada-mandiri.blogspot.com/[/youtube]

Kamis, 28 April 2011

Husain as Pewaris Para Nabi

“Salam sejahtera bagimu, wahai pewaris Nabi Adam, manusia pilihan Allah.”[1]
Imam Husain as pewaris Nabi Adam as dalam ilmu tentang nama-nama. Allah Swt berfirman: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya. (QS. al-Baqarah:31)
Nabi Adam as mendapat musibah terbunuhnya Habil. Sedangkan Imam Husain as mendapat musibah terbunuhnya Ali Akbar.
“Salam sejahtera bagimu, wahai pewaris Nuh, Nabi Allah.”
Imam Husain  as pewaris Nabi Nuh as. Nabi Nuh as menyelamatkan umat manusia dari banjir dan kepunahan dengan bahtera keselamatan. Imam Husain as adalah bahtera keselamatan. Beliau membebaskan umat manusia dari api neraka dengan menunjuki jalan lurus menuju Allah Swt.
Allah Swt berfirman: Kesejahteraan dilimpahkan kepada Nuh di seluruh alam (QS. ash-Shaffat:79) Salam sejahtera yang sama, bahkan yang lebih baik layak diperuntukkan bagi Imam Husain as.
Nabi Nuh as sangat sabar. Terkadang ia dipukuli hingga darah mengalir dari anggota tubuhnya. Dalam sejarah disebutkan bahwa pernah Nabi Nuh as pingsan selama tiga hari akibat pukulan bertubi-tubi yang diterimanya. Namun, dalam waktu yang singkat itu Imam Husain as telah menunjukkan tingkat kesabaran yang lebih tinggi dari Nabi Nuh as. Tubuhnya yang terkoyak-koyak dibiarkan tergeletak di tanah selama tiga hari berturut-turut.
“Salam sejahtera bagimu, wahai Ibrahim, kekasih Allah.”
Pada saat Nabi Ibrahim as dilemparkan ke dalam api ia tidak meminta bantuan. Kemudian api menjadi dingin dan ia dapat keluar dengan selamat.
Rombongan malaikat seluas satu farsakh persegi (sekitar 6 X 6 km) datang menawarkan bantuan kepada Imam Husain as. Beliau tidak menerimanya. Akhirnya api peperangan menjadi dingin untuknya dan ia lulus.
Nabi Ibrahim as diuji dengan menyembelih Nabi Ismail as. Imam Husain as diuji dengan terbunuhnya Ali Akbar as.
“Salam sejahtera bagimu, wahai pewaris Musa Kalimullah.”
Nabi Musa as berbincang dengan Allah Swt dan telah mendengar jawaban-Nya. Di sisi kuburan Khadijah, sebagaimana diriwayatkan Anas bin Malik, Imam Husain as telah berbincang dengan Allah Swt dan mendengar jawaban-Nya.
Nabi Musa as berperang melawan Fir`aun. Imam Husain as berperang menentang Fir`aun pada masanya. Pada saat Imam Husain as gugur syahid, beliau mendengar seruan Allah Swt: Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan ridha dan diridha. (QS. al-Fajr:27)
Nabi Musa as memiliki penolong seperti Nabi Harun as. Dan jadikanlah bagiku seorang pembantu dari keluargaku. (QS. Thaha:29) Imam Husain as memiliki saudara dan penolong seperti Abul Fadhl Abbas.
“Salam sejahtera bagimu, wahai pewaris Isa, ruhullah.”
Berkenaan dengan Sayyidah Maryam, ibu Nabi Isa as, Allah Swt berfirman: Dan ibunya seorang yang sangat benar. (QS. A-Maidah:75)
Dan telah melebihkanmu atas wanita seluruh wanita (QS. Ali Imran:42)
Berkenaan dengan Sayyidah Fathimah Zahra terdapat hadis yang mengatakan, “Penghulu wanita seluruh alam sejak orang-orang pertama hingga orang-orang terakhir.”[2] Dan juga berbunyi, “Wanita yang paling benar.”[3]
Nabi Isa as pribadi zuhud. Dan Imam Husain as juga pribadi yang menghindar dari dunia dan tidak dikuasi olehnya.
“Salam sejahtera bagimu, wahai pewaris Muhammad, kekasih Allah.”
Dari sisi akhlak Imam Husain as mempunyai persamaan yang banyak dengan Rasulullah saw. Rasulullah saw telah bersabda, “Husain berasal dariku dan aku berasal dari Husain.”[4]
“Salam sejahtera bagimu, wahai pewaris Amirul Mukminin, kekasih Allah.”
Dari sisi keberanian, Imam Husain as adalah duplikat Amirul Mukminin as. Sepeninggal Amirul Mukminin as, tidak terlihat seorang pun memiliki keberanian yang seperti ini.


[1] Penggalan dari ziarah waris. Ziarah mutlak Imam Husain yang paling mu`tabar. Syaikh Thusi telah meriwayatkan ziarah ini dari Imam Ja`far ash-Shadiq as dengan sanad yang sahih (Mishbah al-Mutahajjad, hal. 720).
[2] Fadha’il Syadzan bin Jibril, hal. 10.
[3] Ushul al-Kafi, juz 1, hal. 459.
[4] Musnah Ahmad, juz 4, hal. 174; Mustadrak al-Hakim, juz 3, hal. 177; Sunan Turmudzi, juz 5, hal. 658; Sunan Ibnu Majah, juz 1, hal. 51.

Rabu, 01 Desember 2010

Titian Darah Kebahagiaan

Aku akan tetap meneruskan langkahku
Sebab bagi seorang pemuda, mati itu bukan sesuatu yang memalukan
Apabila kebenaran sudah menjadi niatnya dan berjuang untuk menjadi seorang mukmin tiada hambatan dimata-nya, namum kebebasan bersamanya
Kalau aku tetap hidup, aku tidak pernah menyesal
Dan, kalau aku mati, aku tidak menderi...ta
Cukuplah untuk disebut dengan kehinaan
Bila engkau tetap hidup, tapi dihinakan.

 

 

Jika Dunia dianggap berharga, maka pahala Allah lebih mahal dan lebih mulia.
Jika Badan diciptakan untuk menemui kematian, maka membunuh orang karena Allah dengan pedang lebih utama.
Jika rezeki itu adalah bagian yang sudah ditentukan, maka sedikitnya ketamakan manusia dalam berusaha adalah lebih bagus
Jika harta itu dikumpulkan untuk ditinggalkan, maka kenapa manusia kikir dengan apa yang ditinggalkan?”
Jika Engkau mengalami kesulitan hidup jangan condong kepada manusia, dan jangan meminta selain
kepada Allah yang menolong dan mengetahui yang sebenarnya.
Jika engkau hidup dan telah berkeliling dari barat sampai ke timur tak akan kau temui seorang pun yang sanggup membahagiakan atau
menyengsarakan…

 

Senin, 29 November 2010

DOA

doa adalah senjata bagi seseorang yang lemah tak berdaya, doa juga di kenal hubungan atau pelantara bagi hamba terhadap penciptanya(Tuhan-nya), doa juga adalah kekuatan yang dapat membolak balikan hati seseorang dan dengan doalah adanya pengampunan.
ini segilintir dari jutaaan doa, yang saya dapatkan doa ini dari umur saya 12 tahun dan selalu saya amalkan setiap malam jum'at
doa ini di ajarkan oleh Imam Ali bin abi tholib(sepupu dan menantu rosulullah) kepada muridnya kumayl bin ziyad, dan di kenal dengan doa kumayl atau doa pengampunan maupun harapan.


Do`a Kumail
Ya Allah,
Aku bermohon pada-Mu,
dengan rahmat-Mu Yang memenuhi segala sesuatu,
dengan kekuasaan-Mu yang dengannya Engkau taklukkan segala sesuatu,
dan karenanya merunduk segala sesuatu,
dengan kemuliaan-Mu yang mengalahkan segala sesuatu,
dengan kekuatan-Mu yang tak tertahankan oleh segala sesuatu, dengan kebesaran-Mu yang memenuhi segala sesuatu,
dengan kekuasaan-Mu yang mengatasi segala sesuatu,
dengan wajah-Mu yang kekal setelah punah segala sesuatu,
dengan asma-Mu yang memenuhi tonggak segala sesuatu,
dengan ilmu-Mu yang mencakup segala sesuatu,
dengan cahaya wajah-Mu yang menyinari segala sesuatu.
Wahai Nur,
Wahai Yang Mahasuci.
Wahai yang Awal dari segala yang awal.
Wahai Yang Akhir dari segala yang akhir.
Ya Allah,
ampunilah dosa-dosaku yang meruntuhkan penjagaan.
Ya, Allah,
ampunilah dosa-dosaku yang mendatangkan bencana.
Ya, Allah,
ampuni dosa-dosaku yang merusak karunia.
Ya Allah,
ampunilah dosa-dosaku yang menahan do`a.
Ya Allah,
ampunilah dosa-dosaku yang menurunkan bala`.
Ya Allah,
ampunilah dosa yang telah kulakukan
dan segala kesalahan yang telah kukerjakan.
Ya Allah,
aku datang menghampi-Mu dengan zikir-Mu,
aku memohon pertolongan -Mu dengan diri-Mu,
aku bermohon pada-Mu dengan kemurahan-Mu,
dekatkan daku keharibaan-Mu,
sempatkan daku untuk bersyukur pada-Mu,
bimbinglah daku untuk selalu mengingat-Mu.
Ya Allah,
aku bermohon pada-Mu dengan permohonan
hamba yang rendah, hina dan ketakutan, maafkan daku, sayangi daku,
dan jadikan daku ridha dan senang pada pemberian-Mu.
Ya Allah,
aku bermohon pada-Mu,
dengan permohonan orang yang berat keperluannya,
yang ketika kesulitan menyampaikan hajatnya pada-Mu,
yang besar kedambaannya untuk meraih apa yang ada disisi-Mu.
Ya Allah,
Maha besar kekuasaan-Mu, Maha tinggi kedudukan-Mu,
Selalu tersembunyi rencana-Mu,
Selalu tampak kuasa-Mu, selalu tegak kekuatan-Mu,
Selalu berlaku kodrat-Mu, takmungkin lari dari pemerintahan-Mu.
Ya Allah,
tidak kudapatkan pengampun bagi dosaku,
tiada penutup bagi kejelekanku,
tiada yang dapat menggantikan amalku yang jelek dengan kebaikan, melainkan Engkau.
Tiada Tuhan kecuali Engkau.
Maha suci Engkau dengan segala puji-Mu.
Telah aku aniaya diriku, telah berani aku melanggar,
karena kebodohanku, tetapi aku tetap tanteram,
karena bersandar pada sebutan-Mu dan karunia-Mu padaku.
Ya Allah, Pelindungku,
betapa banyak kejelekkan diriku telah Kau tutupi,
betapa banyak malapetaka telah Kau atasi,
betapa banyak rintangan telah Kau singkirkan,
betapa banyak bencana telah Kau tolakkan,
betapa banyak pujian baik yang tak layak bagiku telah Kau sebarkan.
Ya Allah,
besar sudah bencanaku,
berlebihan sudah kejelekan keadaanku,
rendah benar amal-amalku,
berat benar belenggu (kemalasanku).
Angan-angan panjang telah menahan manfaat dari diriku,
dunia dengan tipuannya telah memperdayaku,
dan diriku (telah terpedaya) karena ulahnya,
dan karena kelalaianku.
Wahai Junjunganku,
aku bermohon pada-Mu dengan seluruh kekuasan-Mu,
jangan Kau tutup do`aku, karena kejelekan amal dan perangaiku,
jangan Kau ungkapkan rahasiaku yang tersembunyi
yang telah Engkau ketahui,
Jangan Engkau segerakan siksa padaku karena perbuatan buruk
dan kejelekan yang kulakukan dalam kesendirianku,
karena kebiasaanku melanggar batas, dan kebodohanku,
karena banyaknya nafsuku dan kelalaianku.
Ya Allah,
dengan kemulian-Mu,
sayangi aku dalam segala keadaan, kasihi aku dalam segala perkara.
Ilahi Rabbi,
kepada siapa lagi selain Engkau,
aku memohon dihilangkan kesengsaraanku, dan diperhatikan urusanku.
Ilahi Pelindungku,
Engkau kenakan padaku hukum,
tetapi disitu aku ikuti hawa nafsuku;
aku tidak cukup waspada terhadap tipuan (setan) musuhku,
maka terkecohlah aku lantaran nafsuku,
dan berlakulah ketentuan-Mu atas diriku
ketika kulanggar sebagian batas yang Kau tetapkan bagiku,
dan kubantah sebagian perintah-Mu.
Namun bagi-Mu segala pujiku atas semuanya itu;
Tiada alasan bagiku (menolak) ketentuan yang Kau tetapkan bagiku,
demikian pula hukum dan ujian yang menimpaku.
Aku datang kini menghadap-Mu,
Ya Ilahi …….,
dengan segala kekuranganku,
dengan segala kedurhakaanku (pelanggaranku),
sambil menyampaikan pengakuan dan penyesalanku
dengan hati yang hancur luluh,
memohon ampun dan berserah diri,
dengan rendah hati mengakui segala kenistaanku.
Karena segala cacatku ini,
tiada aku dapatkan tempat melarikan diri,
tiada tempat berlindung untuk menyerahkan urusanku,
selain pada kehendak-Mu untuk menerima pengakuan kesalahanku
dan memasukkan aku pada kesucian kasih-Mu.
Ya Allah,
terimahlah pengakuanku, kasihanilah beratnya kepedihan,
lepaskan aku dari kekuatan belengguku.
Ya Rabbi,
kasihanilah kelemahan tubuhku,
kelembutan kulitku dan kerapuhan tulangku.
Wahai Tuhan yang mula-mula menciptakanku,
menyebutku, mendidikku, memperlakukanku dengan baik, dan memberiku kehidupan,
karena permulaan karunia-Mu, karena Engkau telah mendahuluiku dengan kebaikan,
berilah aku karunia-Mu.
Ya Allah,
Junjungan-ku, Pemelihara-ku,
Apakah Engkau akan menyikasaku dengan api-Mu,
setelah aku mengesakan-Mu,
setelah hatiku tenggelam dalam makrifat-Mu,
setelah lidahku bergetar menyebut-Mu,
setelah jantungku terikat dengan cinta-Mu,
setelah segala ketulusan pengakuan-ku dan permohonan-ku,
seraya tunduk bersimpuh pada rububiah-Mu ?.
Tidak,
Engkau terlalu mulia untuk mencampakkan orang yang engkau ayomi,
atau menjauhkan orang yang Engkau dekatkan,
atau menyisikan orang yang Engkau naungi,
atau menjatuhkan bencana pada orang
yang Engkau cukupi dan Engkau sayangi,
aduhai diriku!,
Junjungan-ku, Tuhan-ku, Pelindung-Ku !,
Apakan Engkau akan melemparkan keneraka wajah-wajah yang tunduk rebah karena kebesarab-Mu,
lidah-lidah yang dengan tulus mengucapkan ke-Esaan-Mu dan dengan pujian mensyukuri nikmat-Mu,
kalbu-kalbu yang dengan sepenuh hati mengakui uluhiah-Mu,
hati nurani yang dipenuhi ilmu tentang Engkau,
sehingga bergetar katakutan,
tubuh-tubuh yang telah biasa tunduk untuk mengabdi-Mu dan dengan merendah memohon ampunan-Mu ? Tidak sedemikian itu persangkaan kami tentang-Mu,
padahal telah diberitakan pada kami tentang keutamaan-Mu.
Wahai pemberi karunia, wahai pemelihara !
Engkau mengetahui kelemahanku
dalam menanggung sedikit dari bencana dan siksa dunia
serta kejelekan yang menimpa penghuninya;
Padahal semua (bencana dan kejelekan) itu singkat masanya, sebentar lalunya, dan pendek usianya.
Maka apakah mungkin aku sanggup menanggung bencana akhirat dan kejelekan hari akhir yang besar,
bencana yang panjang masanya dan kekal menetapnya, serta tidak diringankan bagi orang yang menanggungnya;
sebab semuanya tidak terjadi, kecuali karena murka-Mu, karena balasan-Mu.
Inilah, yang bumi dan langit pun tak sanggup memikulnya.
Wahai Junjungan-Ku,
bagai mana mungkin aku (menanggungnya)?,
padahal aku hamba-Mu yang lemah, rendah, hina, malang, dan papa.
Urusan apalagi kiranya yang akan aku adukan pada-Mu ?
Mestikah aku menangis menjerit, karena kepedihan dan beratnya siksa, atau karena lamanya cobaan ?
SekiranyaEngkau siksa aku beserta musuh-musuh-Mu,
dan Engkau himpunkan aku bersama penerima bencana-Mu,
dan Engkau ceraikan aku dari para kekasih dan kecintaan-Mu, ohh….. seandainya aku.
Ya Ilahi,
Junjungan-ku, Pelindung-ku, Tuhan-ku.
Sekiranya aku dapat bersabar menanggung siksa-Mu,
mana mungkin aku mampu bersabar berpisah dari-Mu ?.
Dan seandainya
aku dapat bersabar menahan panas api-Mu,
mana mungkin aku bersabar tidak melihat kemulyaan-Mu ?.
Mana mungkin
aku tinggal di neraka, padahal harapanku hanya maaf-Mu !.
Demi kemuliaan-Mu,
wahai Junjungan-Ku, Pelindung-Ku !
Aku bersumpah dengan tulus;
sekiranya Engkau biarkan aku berbicara disana, ditengah penghuninya, aku akan menangis, tangisan mereka yang menyimpan harapan,
aku akan menjerit, jeritan mereka yang memohon pertolongan,
aku akan merintih, rintihan yang kekurangan.
Sungguh,
aku akan menyeru-Mu, dimanapun Engkau berada.
Wahai, Pelindung kaum mukminin,
Wahai tujuan harapan kaum arifin,
Wahai lindungan kaum yang memohon perlindungan,
Wahai kekasih kalbu para pencinta kebenaran,
Wahai Tuhan seru sekalian alam.
Maha suci Engkau Ilahi, dengan segala puji-Mu !
Akankah Engkau dengar disana suara hamba muslim
yang terpenjara dengan keingkarannya,
yang merasakan siksanya karena kedurhakaannya,
yang terperosok ke dalam nya karena dosa dan nistanya;
ia merintih pada-Mu dengan mendambakan rahmat-Mu,
ia menyeru-Mu dengan lidah ahli tauhid-Mu,
ia bertawasul pada-Mu dengan rububiah-Mu,
Wahai Pelindung-ku !
Bagaimana mungkin ia kekal dalam siksa,
padahal ia berharap pada kebaikan-Mu yang terdahulu.
Mana mungkin neraka menyakitinya,
padahal ia mendambakan karunia dan kasih-Mu.
Mana mungkin nyalanya membakarnya,
padahal Engkau dengar suaranya dan Engkau lihat tempatnya,
Mana mungkin jilatan api mengurungnya,
padahal Engkau mengetahui kelemahannya.
Mana mungkin ia jatuh bangun didalamnya,
padahal Engkau mengetahui ketulusannya.
Mana mungkin Zabaniyah menghempasnya,
padahal ia memanggil-manggil -Mu : Ya Rabbi … !
Mana mungkin ia mengharapkan karunia kebebasan dari padanya, lalu Engkau meninggalkannya disana,
Tidak,
tidak demikian sangkaku pada-Mu.
Tidak mungkin seperti itu perlakuan-Mu terhadap kaum beriman,
melainkan kebaikan dan karunialah yang Engkau berikan.
Dengan yakin aku berani berkata,
kalau bukan karena keputusan-Mu
untuk menyiksa orang yang mengingkari-Mu dan putusan-Mu
untuk mengekalkan disana orang-orang yang melawan-Mu,
tentu
Engkau jadikan api seluruhnya sejuk dan damai,
tidak akan ada lagi disitu tempat tinggal
dan menetap bagi siapapun.
Tetapi Maha Kudus nama-nama-Mu,
Engkau telah bersumpah,
untuk memenuhi neraka dengan orang-orang
kafir dari golongan Jin dan Manusia seluruhnya.
Engkau akan mengekalkan disana kaum durhaka.
Engkau dengan segala kemuliaan puji-Mu,
Engkau berkata ,
setelah menyebutkan nikmat yang Engkau berikan
“Apakah orang mukmin seperti orang kafir, sungguh tidak sama mereka itu”.
Ilahi, Junjungan-ku,
Aku memohon pada-Mu,
dengan kodrat yang telah Engkau tentukan,
dengan qadha yang telah Engkau tetapkan dan putuskan,
dan yang telah Engkau tentukan berlaku pada
orang-orang yang dikenai ;
Ampunilah bagi-ku, dimalam ini, disaat ini,
semua nista yang pernah aku kerjakan,
semua dosa yang pernah aku lakukan,
semua kejelekan yang pernah aku rahasiakan,
semua kedunguan yang pernah aku amalkan,
yang aku sembunyikan atau tampakkan,
yang aku tutupi atau yang aku tunjukkan.
Ampunilah semua keburukan
yang telah Engkau suruhkan malaikat mencatatnya.
Mereka yang telah Engkau tugaskan untuk merekam
Segala yang ada padaku,
mereka yang Engkau jadikan saksi-saksi
bersama seluruh anggota badanku,
dan Engkau sendiri mengawal di belakang mereka,
menyaksikan apa yang tersembunyi pada mereka.
Dengan rahmat-Mu, Engkau sembunyikan kejelekan itu
Dengan kerunia-Mu, Engkau menutupinya.
Perbanyaklah bagianku pada setiap kebaikan yang Engkau turunkan, atau setiap karunia yang Engkau limpahkan,
atau setiap keberuntungan yang Engkau sebarkan,
atau setiap rezeki yang Engkau curahkan,
atau setiap dosa yang Engkau ampunkan,
atau setiap kesalahan yang Engkau sembunyikan.
Ya Rabbi … Ya Rabbi … Ya Rabbi…
Ya Ilahi, Junjungan-ku, Pelindung-ku, Pemilik nyawa-ku !
Wahai Dzat yang ditangan-Nya ubun-ubunku !
Wahai yang mengetahui kesengsaraan dan kemalangan-ku !
Wahai yang mengetahui kefakiran dan kepapaan-ku !
Ya Rabbi … Ya Rabbi … Ya Rabbi …
Aku memohon pada-Mu dengan kebenaran dan kesucian-Mu,
dengan keagungan sifat dan Asma`-Mu !
Jadikan waktu-waktu malam dan siang-ku,
dipenuhi dengan zikir pada-Mu,
dihubungkan dengan kebaktian pada-Mu,
diterima amalku disisi-Mu,
sehingga jadilah amal dan wiridku
seluruhnya wirid yang satu,
dan kekalkanlah selalu keadaanku dalam berbakti pada-Mu.
Wahai Dzat yang kepada-Nya aku percayakan diriku !
yang kepada-Nya aku adukan keadaanku !
Ya Rabbi … Ya Rabbi … Ya Rabbi …
Kokohkan anggota badanku untuk berbakti pada-Mu.
Teguhkan tulang-tulangku untuk melaksanakan niatku.
Karuniakan pada-ku kesungguhan untuk bertakwa pada-Mu, kebiasan untuk meneruskan bakti pada-Mu,
sehingga aku bergegas menuju-Mu bersama para pendahulu
dan berlari kearah-Mu bersama orang-orang terkemuka,
merindukan dekat pada-Mu bersama yang merindukan-Mu.
Jadikan daku dekat pada-Mu, dekatnya orang-orang yang ikhlas
dan takut pada-Mu, takutnya orang-orang yang yakin.
Sekarang aku berkumpul dihadirat-Mu bersama kaum mukminin.
Ya Allah !
siapa yang berbaksud buruk padaku, tahanlah dia,
siapa yang memperdayakan-ku, gagalkanlah dia.
Jadikan aku hamba-Mu yang paling baik nasibnya disisi-Mu.
yang paling dekat kedudukannya dengan-Mu,
yang paling istimewa tempatnya didekat-Mu,
Sungguh,
semua ini tidak akan tercapai, kecuali dengan karunia-Mu.
Limpahkan padaku kemurahan-Mu,
sayangi aku dengan kebaikan-Mu,
jaga diriku dengan rahmat-Mu,
gerakkan lidah-ku untuk selalu berzikir pada-Mu,
penuhi hatiku supaya selalu mencintai-Mu,
berikan padaku yang terbaik dari ijabah-Mu,
hapuskan bekas kejatuhanku,
Ampuni ketergelinciranku.
Sungguh,
telah Engkau wajibkan hamba-hamba-Mu beribadah pada-Mu,
Engkau perintahkan mereka untuk berdo`a pada Mu,
Engkau jaminkan pada mereka ijabah-Mu.
Karena itu, kepada-Mu,
Ya Rabbi,
aku hadapkan wajah-ku, kepada-Mu,
Ya Robbi,
aku ulurkan tangan-ku, demi kebesaran-Mu,
perkenankan do`a-ku,
sampaikan daku pada cita-citaku,
jangan putuskan harapanku akan karunia-Mu,
lindungi aku dari kejahatan Jin dan Manusia
musuh-musuhku.
Wahai yang Maha cepat ridhonya !
Ampunilah orang yang tidak memiliki apapun kecuali do`a,
karena Engkau perbuat apa kehendak-Mu.
Wahai yang namanya adalah obat,
yang zikir-Nya adalah penyembuhan,
yang ketaatan-Nya adalah kekayaan !
Kasihanilah orang yang hartanya hanya harapan,
dan senjatanya hanya tangisan.
Wahai Penabur karunia !
Wahai Penolak bencana !
Wahai Nur,
yang menerangi mereka
yang terhempas dalam kegelapan,
Wahai yang maha tahu tanpa diberi tahu,
sampaikan rahmat-Mu
pada Muhammad dan Keluarga Muhammad.
Lakukan pada-ku
apa yang layak bagi-Mu.
Semoga Allah
melimpahkan kesejahteraan
pada Rasul-Nya serta para Imam yang mulia dari Keluarganya;
Sampaikan salam pada mereka.