“Salam sejahtera bagimu, wahai pewaris Nabi Adam, manusia pilihan Allah.”[1]
Imam Husain as pewaris Nabi Adam as dalam ilmu tentang nama-nama. Allah Swt berfirman: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya. (QS. al-Baqarah:31)
Nabi Adam as mendapat musibah terbunuhnya Habil. Sedangkan Imam Husain as mendapat musibah terbunuhnya Ali Akbar.
“Salam sejahtera bagimu, wahai pewaris Nuh, Nabi Allah.”
Imam Husain as pewaris Nabi Nuh as. Nabi Nuh as menyelamatkan umat manusia dari banjir dan kepunahan dengan bahtera keselamatan. Imam Husain as adalah bahtera keselamatan. Beliau membebaskan umat manusia dari api neraka dengan menunjuki jalan lurus menuju Allah Swt.
Allah Swt berfirman: Kesejahteraan dilimpahkan kepada Nuh di seluruh alam (QS. ash-Shaffat:79) Salam sejahtera yang sama, bahkan yang lebih baik layak diperuntukkan bagi Imam Husain as.
Nabi Nuh as sangat sabar. Terkadang ia dipukuli hingga darah mengalir dari anggota tubuhnya. Dalam sejarah disebutkan bahwa pernah Nabi Nuh as pingsan selama tiga hari akibat pukulan bertubi-tubi yang diterimanya. Namun, dalam waktu yang singkat itu Imam Husain as telah menunjukkan tingkat kesabaran yang lebih tinggi dari Nabi Nuh as. Tubuhnya yang terkoyak-koyak dibiarkan tergeletak di tanah selama tiga hari berturut-turut.
“Salam sejahtera bagimu, wahai Ibrahim, kekasih Allah.”
Pada saat Nabi Ibrahim as dilemparkan ke dalam api ia tidak meminta bantuan. Kemudian api menjadi dingin dan ia dapat keluar dengan selamat.
Rombongan malaikat seluas satu farsakh persegi (sekitar 6 X 6 km) datang menawarkan bantuan kepada Imam Husain as. Beliau tidak menerimanya. Akhirnya api peperangan menjadi dingin untuknya dan ia lulus.
Nabi Ibrahim as diuji dengan menyembelih Nabi Ismail as. Imam Husain as diuji dengan terbunuhnya Ali Akbar as.
“Salam sejahtera bagimu, wahai pewaris Musa Kalimullah.”
Nabi Musa as berbincang dengan Allah Swt dan telah mendengar jawaban-Nya. Di sisi kuburan Khadijah, sebagaimana diriwayatkan Anas bin Malik, Imam Husain as telah berbincang dengan Allah Swt dan mendengar jawaban-Nya.
Nabi Musa as berperang melawan Fir`aun. Imam Husain as berperang menentang Fir`aun pada masanya. Pada saat Imam Husain as gugur syahid, beliau mendengar seruan Allah Swt: Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan ridha dan diridha. (QS. al-Fajr:27)
Nabi Musa as memiliki penolong seperti Nabi Harun as. Dan jadikanlah bagiku seorang pembantu dari keluargaku. (QS. Thaha:29) Imam Husain as memiliki saudara dan penolong seperti Abul Fadhl Abbas.
“Salam sejahtera bagimu, wahai pewaris Isa, ruhullah.”
Berkenaan dengan Sayyidah Maryam, ibu Nabi Isa as, Allah Swt berfirman: Dan ibunya seorang yang sangat benar. (QS. A-Maidah:75)
Dan telah melebihkanmu atas wanita seluruh wanita (QS. Ali Imran:42)
Berkenaan dengan Sayyidah Fathimah Zahra terdapat hadis yang mengatakan, “Penghulu wanita seluruh alam sejak orang-orang pertama hingga orang-orang terakhir.”[2] Dan juga berbunyi, “Wanita yang paling benar.”[3]
Nabi Isa as pribadi zuhud. Dan Imam Husain as juga pribadi yang menghindar dari dunia dan tidak dikuasi olehnya.
“Salam sejahtera bagimu, wahai pewaris Muhammad, kekasih Allah.”
Dari sisi akhlak Imam Husain as mempunyai persamaan yang banyak dengan Rasulullah saw. Rasulullah saw telah bersabda, “Husain berasal dariku dan aku berasal dari Husain.”[4]
“Salam sejahtera bagimu, wahai pewaris Amirul Mukminin, kekasih Allah.”
Dari sisi keberanian, Imam Husain as adalah duplikat Amirul Mukminin as. Sepeninggal Amirul Mukminin as, tidak terlihat seorang pun memiliki keberanian yang seperti ini. [1] Penggalan dari ziarah waris. Ziarah mutlak Imam Husain yang paling mu`tabar. Syaikh Thusi telah meriwayatkan ziarah ini dari Imam Ja`far ash-Shadiq as dengan sanad yang sahih (Mishbah al-Mutahajjad, hal. 720).
[2] Fadha’il Syadzan bin Jibril, hal. 10.
[3] Ushul al-Kafi, juz 1, hal. 459.
[4] Musnah Ahmad, juz 4, hal. 174; Mustadrak al-Hakim, juz 3, hal. 177; Sunan Turmudzi, juz 5, hal. 658; Sunan Ibnu Majah, juz 1, hal. 51.