Sabtu, 27 Maret 2010

Pemuda



Pertama, ada semacam kegamangan yang melanda kalangan muda kita. Mereka sekarang ini kebanyakan tak memiliki orientasi yang jelas tentang masa depan mereka; hidup tanpa prinsip dan pandangan hidup yang jelas. Bagaimana Anda memandang persoalan ini?
                Bismillahirrahmanirrahim. Di satu sisi, memang demikianlah kenyataannya. Kebanyakan di antara pemuda kita memang terjebak dalam arus kehidupan yang hanya mementingkan hal-hal yang berbau permukaan, semacam gaya berpakaian, mode rambut, dan lain-lain, atau hanya berorientasi pada pemuasan kecenderungan untuk bersenang-senang, semacam berselancar di dunia maya, ber-facebook ria, atau nongkrong di pinggir jalan di malam minggu di antara sesama pengendara vespa, dan lain-lain. Namun, saya lebih melihatnya dari sisi lain, yaitu mereka sebagai korban. Maksudnya, mereka telah dimangsa oleh nilai-nilai kebudayaan lain, melalui apa yang terkenal sebagai serangan budaya. Dalam hal ini, kita semua boleh dibilang tak luput darinya; disadari ataupun tidak. Karena dalam peperangan ini, korbannya memang tak merasakan sakit ataupun terluka secara fisik, bahkan seolah mendapatkan nikmat.
Jadi Anda melihat adanya genderang perang yang dengan sengaja ditabuh untuk merusak generasi muda kita?
Tepat sekali! Musuh-musuh Islam tak ingin kita memiliki pemuda yang berkesadaran dan berwawasan luas. Mereka ingin agar pemuda kita jauh dari agamanya dan tak peduli dengan persoalan-persoalan yang menimpa bangsa dan negaranya, serta penderitaan yang dialami saudara-saudara muslimnya. Paling tidak, musuh hendak menjadikan kita dan pemuda kita hanya sebagai pasar bagi barang-barang produksi mereka. Melalui pencitraan yang ditanamkan ke kepala kita dengan sarana media, merekalah yang menentukan apa yang baik dan apa yang buruk kita, dan mengubah-ubahnya sesuai kepentingan pasar mereka. Misal, dulu mereka menanamkan di benak putri-putri kita sebuah citra bahwa rambut yang cantik itu adalah yang keriting, sehingga beramai-ramailah para pemudi mengeritingkan rambutnya ke salon kecantikan. Sekarang, mereka mengubah citra itu, bahwa yang cantik justru yang rambutnya lurus. Maka, ramailah alat-alat dan produk-produk kecantikan yang berkait dengan rambut lurus dan upaya meluruskan rambut!
Siapa pelakunya? Apakah kekuatan asing atau anasir dalam negeri yang memang berorientasi pada nilai kebudayaan tertentu?
Tak ada bedanya… Di zaman seperti sekarang ini, batas-batas negara memang menjadi tak bermakna. Segalanya sekarang bersifat trans-nasional. Kalau kita hendak membuat kategori, maka dapat dikatakan bahwa secara ekonomi, kepentingan kapitalisme-globallah yang menjadi biang dari kerusakan itu. Namun kalau kita hendak membahasnya secara politik dan ideologi, atau dalam sekala yang luas, maka tentu saja kaum Zionislah yang sangat berkepentingan untuk menghancurkan kita dan kaum muda kita. Mereka melihat bahwa pemuda muslimlah yang akan mengubur mimpi-mimpi rasis mereka untuk melakukan kejahatan kemanusiaan yang berterusan guna menguasai seluruh dunia. Tentu Anda ingat apa yang dikatakan wakil mereka di PBB saat mereka membantai anak-anak kecil yang tak berdosa di distrik Nabatiyah, Lebanon selatan pada tahun 2006. Bahwa mereka itu memang anak-anak, tapi mereka akan menjadi ancaman bagi kehadiran ilegal kaum Zionis di bumi Palestina, katanya.
Nah, untuk melakukan penangkalan atas upaya-upaya semacam itu bagaimana? Perlukah kita memperketat dan mengawasi penggunaan internet, misalnya, terutama untuk anak-anak dan remaja kita?
Saya pikir, cara-cara semacam itu tidak akan efektif. Kalaupun ada pengaruh yang dapat ditimbulkannya, tentu akan bersifat sementara. Ada hal yang lebih kuat dan bertahan lama yang mesti kita bangun dalam diri mereka, tetapi memang memerlukan waktu yang relatif lebih panjang, juga kesabaran yang prima. Yaitu, menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam kesadaran mereka. Maksudnya, agama bukan sebagai mata-ajaran yang dipelajari dan hanya menjadi wacana, tetapi agama yang hidup dalam degup jantung dan aliran darah di nadi mereka. Agama yang menghidupi mereka dengan air-jernih harapan akan masa depan. Agama yang melintasi batas-batas waktu dan tembok tebal serta keruhnya kesenangan duniawi. Ya, generasi muda muslim perlu memiliki cara pandang dan gaya hidup yang khas, tetapi bukan berarti mereka menjadi anti-sosial atau anti-teknologi, misalnya. Justru mereka harus lebur dalam perjuangan untuk mengangkat martabat bangsa dan menguasai kecakapan-kecakapan yang diperlukan.
Caranya?
Pertama, pandangan-dunia tauhid harus diperkuat dalam diri mereka, kemudian mereka juga harus memahami kesempurnaan Islam sebagai sebuah agama. Selanjutnya, mereka harus mengambil jalur para pemuka Islam, Rasulullah saw dan keluarganya, serta para pemimpin yang otoritatif secara ilahiah dan para ulama-pejuang Islam. Nah, beragam cara atau metode dapat ditempuh, seperti kajian keislaman, pembinaan (training) motivasi, ibadah dan ritual keagamaan, bahkan acara-acara yang bersifat kepemudaan semacam outbond, olah raga, dan lain-lain. Saya kira, kita mesti belajar secara langsung dari para pemuda sendiri tentang persoalan ini dengan cara duduk dan bergaul dengan mereka.
Apakah Anda memandang dengan optimis peran para pemuda di masa yang akan datang?
Saya sangat optimis… Justru dengan harapan itulah kita akan bergerak maju. Bukankah mereka masih jernih dalam memandang persoalan? Dan bukankah dengan begitu mereka akan menangkap kemurnian dan kesejatian Islam? Bahkan di tengah badai fitnah yang diarahkan terhadap Islam belakangan ini dan dengan kerancuan pandangan tentang Islam yang diembuskan kepada generasi muda kita sehingga sebagian mungkin tertipu dengan tindak terorisme, misalnya, saya tetap optimis bahwa generasi muda kita yang berkesadaran nan tulus akan menangkap pesan Islam yang sesungguhnya dan murni. Zaman ini adalah zaman kebangkitan Islam; takkan ada yang mampu mencegahnya. Tugas kita hanyalah mengantarkan dan memfasilitasi pemuda-pemudi kita untuk menjalankan tugas kesejarahan mereka dalam menyambut fajar kemenangan Islam. Wallahu a’lam




sumber : Muhammad Jawad, ketua Ikatan Pemuda Ahlul Bait Indonesia (IPABI)

Ksatria tak Bernyawa



Salam atas tangan yang terpisah
Salam dan tahiyyat atas tubuh yang bermandikan darah
Aku datang menabur pasir memburu mati
Apalah arti mati bagi putra Ali
Kemarilah dan ku guyur dengan darah
Kutebas kalian dengan pedang sebilah
Demi menjaga air dalam ghirbah
Tubuh al Abbas bermandikan darah
Tebasan pedang si pecundang
Telah menghempaskan tangan
Meski mereka ambil tangan kanan ini
Akan tetap ku bela al Husain dengan tangan kiri
Apakah beda antara hidup dan mati
Apalah arti sepotong tangan dan kaki
Kuhadiahkan raga demi cinta sejati
Pukulan lawan begitu bertubi
Terputus tali ghirbah sajian air tuk putra nabi
Pukulan keras benda tumpul di kepala al Abbas
Merekah kepala, mengucurkan darah
Terbayang wajah Sukainah tercekik dahaga
Teringat paras bayi menjerit kehausan
Rembulan Bani Hasyim memekik sedih
Salam atas mu Ya Aba Abdillah.. Salam atas mu Ya Aba Abdillah..
Tombak dan pedang telah mengarah, luka al Abbas makin parah
Al Husain memeluk sang adik terkasih
Merintih pilu… Wa Akhah…Wa Abbasah…  

Senin, 22 Maret 2010

Sebuah Pesan Wasiat

e. Sebuah Pesan dari Imam Ridha a.s
Ali bin Syu’aib, salah seorang sahabat setia Imam Ridha a.s. bercerita: “Suatu hari aku pergi untuk bertamu ke rumah Imam Ridha a.s. “Wahai Ali, Kehidupan siapakah yang terbaik?”, tanyanya kepadaku.
“Wahai Imam, Anda yang lebih tahu”, jawabku pendek.
“Orang yang memakmurkan kehidupan orang lain dengan biaya hidupnya sendiri”, jawabnya.
“Apakah engkau tahu kehidupan siapakah yang paling jelek?”, tanyanya kembali.
“Anda lebih tahu”, jawabku.
“Orang yang orang lain tidak dapat mengambil manfaat dari kehidupannya”, jawabnya”.
Memetik Teladan dari Kehidupan Imam Ridha as
Hadits Silsilah adz-Dzahab
Suatu ketika Imam Kedelapan kita, Imam Ali ar-Ridha as melakukan perjalanan ke suatu kota yang bernama Naisyabur. Penduduk di kota ini meminta Imam Ali ar-Ridha as untuk mengajarkan kepada mereka beberapa hadits Nabi saw (Shallallahu ‘Alaihi Wa Alihi).




         Imam Ridha menyampaikan kepada mereka hadits berikut ini:

“Dari ayahku Musa al-Kazhim as berkata kepadaku, dari ayahnya Ja’far ash-Shadiq as, dari ayahnya Muhammad al-Baqir as, dari ayahnya Ali Zainal Abidin as, dari ayahnya Sayyid Syuhada’ al-Husain as, dari ayahnya Ali bin Abi Thalib as, dari Rasulullah saw, dari Jibril as, dari Allah swt yang berfirman,

“Kalimat La Ilaha Illallah (tiada tuhan selain Allah) adalah benteng-Ku, dan barang siapa yang mengucapkannya akan memasuki benteng-Ku, dan barang siapa yang memasuki benteng-Ku akan selamat dari azab-Ku.”
Hadits ini dikenal sebagai hadits silsilah adz-dzahab (mata rantai emas). Disebut hadits yang bermata rantai emas boleh jadi karena setiap perawi dari silsilah rantai tersebut adalah orang-orang maksum.
Beberapa orang berkata[1] bahwa seorang serdadu yang telah menuliskan hadits di atas dengan tinta emas dan menjaganya setiap saat, setelah wafatnya, ia mendatangi sahabatnya dalam mimpi dan menyampaikan kepadanya bahwa seluruh dosa-dosanya diampuni lantaran berkah dari hadits mulia ini.
Orang-orang Naisyabur dengan keras membaca kalimat tayyibah ini.
Akan tetapi sebelum meninggalkan tempat itu, Imam Ridha as menambahkan bahwa ada satu syarat lagi yang harus dipenuhi untuk terjaga selamat dalam benteng ini.
Imam Ridha as berkata, “Syarat tersebut adalah bahwa engkau harus mematuhi dan mentaati seluruh perintah Nabi Muhammad saw dan ajaran-ajaran para Imam Maksum as.
Sumber Rujukan:
Ahmad bin Hanbal, Musnad
Imam Ali ar-Ridha as bersabda:
Allah swt telah menjadikan puasa wajib sehingga kita dapat mengetahui akan artinya lapar dan dahaga orang-orang yang kurang beruntung dari kita dan mengingat tentang dahaga dan kelaparan pada Hari Kiamat.


                                                    Sebuah Pesan dari Imam Jawad a.s.
1.Mukmin perlu kepada tiga hal
“Seorang mukmin perlu kepada taufik dari Allah, penasihat dari dalam dirinya dan menerima nasihat orang yang menasihatinya”.

2.Kokohkan terlebih dahulu kemudian tampakkan!
“Mengeksposkan sesuatu sebelum diperkokoh tidak lain adalah kerusakan belaka”.

3.Terputusnya nikmat akibat tidak bersyukur
“Tambahan nikmat dari Allah tidak terputus selama rasa bersyukur seorang hamba tidak terhenti”.

4.Mengakhirkan taubat
“Mengakhirkan taubat adalah semacam menipu diri sendiri, selalu berjanji yang tidak pernah ditepati adalah semacam kebingungan (batin), mencari-cari alasan di hadapan Allah adalah kehancuran dan melakukan maksiat secara kontinyu adalah merasa aman dari makar-Nya. “Maka tidak akan merasa aman dari makar Allah kecuali kaum yang fasik”.

5.Surat Imam Jawad a.s. kepada salah seorang sahabatnya
“Kami semua di dunia ini berada di bawah pimpinan orang lain. Akan tetapi, barang siapa yang sesuai dengan kehendak imamnya dan mengikuti agamanya, maka ia akan selalu bersamanya di mana pun ia berada. Dan akhirat adalah dunia keabadian”.

6.Tanggung jawab mendengarkan
“Barang siapa yang mendengarkan kepada seorang pembicara (dan seraya mengikuti semua ucapannya) sesungguhnya ia telah menyembahnya. Jika pembicara tersebut berasal dari Allah, maka ia telah menyembah Allah, dan jika pembicara tersebut berbicara atas nama Iblis, maka ia telah menyembah Iblis tersebut”.

7.Merelai sama dengan menerima
“Barang siapa yang menyaksikan sebuah perkara kemudian ia mengingkarinya, maka ia seperti orang yang tidak pernah melihatnya. Dan barang siapa tidak menyaksikan sebuah peristiwa lalu merelainya, maka ia seperti orang yang menyaksikannya”.


8.Wasiat Imam Jawad a.s.
“Jiwa dan seluruh harta kita adalah anugerah Allah yang sangat berharga dan pinjaman dari-Nya yang telah dititipkan (kepada kita). Segala yang dianugerahkan kepada kita adalah pembawa kebahagiaan dan kesenangan, dan segala yang diambilnya (dari kita), pahalanya akan tersimpan. Barang siapa yang kemarahannya mengalahkan kesabarannya, maka pahalanya telah sirna. Dan kami berlindung kepada Allah dari hal itu”.

9.Bersahabat dengan sahabat Allah
“Allah pernah mewahyukan kepada sebagian para nabi a.s.bahwa sikap zuhudmu terhadap dunia akan membahagiakanmu dan penghambaanmu terhadap diri-Ku karena Aku akan memuliakanmu. Akan tetapi, apakah engkau telah memusuhi musuh-Ku dan bersahabat dengan sahabat-Ku?’”.

10.Sebuah nasihat
“Bertemanlah dengan kesabaran, peluklah kefakiran, tolaklah nafsu dan tentanglah segala keinginanmu. Dan ketahuilah bahwa engkau tidak akan lepas dari pandangan Allah. Oleh karena itu, periksalah keadaan dirimu”.

11.Ulama yang terasingkan
“Ulama akan terasingkan karena banyaknya orang-orang bodoh (yang tidak mau memahami nilai mereka)”.

12.Sumber ilmu Imam Ali a.s.
“Rasulullah SAWW mengajarkan seribu kalimat kepada Ali a.s. Dari setiap kalimat bercabang seribu kalimat (yang lain)”.

13.Pesan Rasulullah SAWW kepada Fathimah a.s.
“Sesungguhnya Rasulullah SAWW pernah berpesan kepada Fathimah a.s. seraya bersabda: “Jika aku meninggal dunia, janganlah engkau mencakar-cakar wajahmu, janganlah engkau uraikan rambutmu, janganlah berkata ‘celakalah aku’ dan janganlah mengumpulkan para wanita untuk menjerit-jerit menangisiku. Ini adalah kebajikan (ma’ruf) yang Allah firmankan dalam ayat-Nya: “Dan mereka tidak menentangmu dalam kebajikan”. (Al-Mumtahanah : 12)

14.Imam Mahdi a.s.
“Al-qa`im dari keluarga kami adalah Mahdi yang wajib untuk ditunggu ketika ia menjalani ghaibah dan ditaati ketika ia muncul. Ia adalah anakku yang ketiga (Imam Mahdi bin Imam Hasan Al-Askari bin Imam Ali Al-Hadi dan a.s.–pen.)”.

15.Bertemu sahabat
“Bertemu dengan para sahabat dapat memperluas dan mematangkan akal meskipun hal itu berlangsung sebentar”.
16.Hawa Nafsu
“Barang siapa yang menaati hawa nafsunya, maka ia telah memberikan harapan kepada musuhnya”.

17.Penyembah hawa nafsu
“Penyembah hawa nafsu tidak akan aman dari ketergelinciran”.

18.Orang-orang yang berpegang teguh kepada Allah
“Bagaimana mungkin binasa orang yang Allah adalah penanggungnya, dan bagaimana mungkin dapat menyelamatkan diri (baca : lari dari keadilan Ilahi) orang yang Allah adalah pencarinya. Barang siapa yang bertawakal kepada selain Allah, maka Ia akan menyerahkannya kepada orang tersebut”.

19.Mengenal awal dan akhir kehidupan
“Barang siapa yang tidak mengetahui jalan masuk, maka ia tidak akan dapat menemukan tempat keluar”.

20.Hasil usaha 
“Berusahalah sekuat tenaga hingga kau mencapai tujuan. Jika tidak, engkau akan hidup dalam kesusahan”.

21.Mensyukuri nikmat
“Nikmat yang tidak disyukuri bagaikan dosa yang tidak akan diampuni”.

22.Toleransi terhadap masyarakat
“Orang yang enggan bertoleransi dengan masyarakat, kesedihan akan selalu menghantuinya”.

23.Akibat tidak memiliki pengetahuan
“Orang yang mengerjakan sesuatu tanpa didasari oleh pengetahuan, kerusakan yang ditimbulkannya lebih banyak dari pada perbaikan yang diinginkannya”.

24.Qadha` yang pasti
“Jika qadha` yang pasti tiba, maka kehidupan menjadi sempit”.

25.Masa akan bercerita segalanya
“Masa akan menyingkap rahasia-rahasia yang (selama ini) tersembunyi darimu”.

26.Mawas diri
“Mawas diri bergantung kepada kadar rasa takut (yang dimiliki oleh seseorang)”.

27.Janganlah menjadi demikian!
“Jangan engkau (berpura-pura) menjadi wali Allah di hadapan khalayak dan menjadi musuhnya di belakang mereka”.

28.Empat faktor penggerak
“Empat hal dapat membantu seseorang untuk beraktivitas: kesehatan, kekayaan, ilmu dan taufik”.

29.Sama seperti orang zalim
“Orang yang melihat kezaliman (sedang berlangsung), orang yang menolongnya dan orang yang merestuinya adalah sama (dengan orang yang melaksanakan kezaliman tersebut”.

30.Dosa-dosa penyebab kematian
“Kematian manusia yang disebabkan oleh dosa lebih banyak dibandingkan dengan kematiannya karena ajal, dan ia hidup karena kebajikan yang dilakukannya lebih banyak dibandingkan dengan hidupnya karena umur panjang”.

31.Faktor-faktor penarik kasih sayang
“Tiga hal dapat menimbulkan kasih sayang: memahami orang lain, saling menolong ketika masa kesulitan dan menjalani kehidupan dengan hati yang bersih”.

32.Percaya kepada Allah adalah tangga kesempurnaan
“Percaya kepada Allah adalah harga untuk harta yang mahal dan tangga menuju kesempurnaan”.

33.Cepat menuju Allah
“Menuju Allah dengan hati lebih jitu dan tepat dari pada menuju kepada-Nya dengan perantara amalan”.

34.Menghindari orang jahat
“Janganlah bersahabat dengan orang jahat, karena ia bagaikan pedang yang telah dikeluarkan dari sarungnya; enak dipandang, buruk akibatnya”.

35.Faktor-faktor ridha Allah dan manusia
“Tiga hal dapat mengantarkan manusia kepada ridha Allah: banyaknya istighfar, keramah-tamahan dan banyak bersedekah. Tiga hal jika dimiliki oleh seseorang, ia tidak akan menyesal: tidak terburu-buru, bermusyawarah dan bertawakal kepada Allah ketika ia sudah mengambil keputusan”.

Kumpulan Kata Mutiara Keluarga(AhlulBait) Rosulullah SAAW. Bag: 3

                                                  Mutiara Hadits Imam Ridha a.s


1. Tiga karakter orang mukmin
“Seseorang tidak akan menjadi mukmin yang sejati kecuali ia memiliki tiga karakter berikut ini: mengikuti sunnah Tuhannya, sunnah Nabi-Nya dan sunnah imamnya. Sunnah (kebiasaan yang dilakukan oleh) Tuhannya adalah menyimpan rahasia, sunnah Nabi-Nya adalah berbuat toleransi terhadap orang lain dan sunnah imamnya adalah sabar menanggung kesengsaraan”.

2. Pahala berbuat kebajikan secara diam-diam dan ancaman bagi
orang yang melakukan kejelekan secara terang-terangan
“Orang yang berbuat kebaikan secara diam-diam pahalanya sama dengan tujuh puluh kebaikan, orang yang melakukan kejelekan secara terang-terangan, ia akan hina dan orang yang menutupi kejelekan akan diampuni”.

3. Kebersihan
“Menjaga kebersihan adalah termasuk akhlak para nabi a.s.”

4. Orang yang dapat dipercaya
“Orang yang (pada hakikatnya) dapat dipercaya tidak akan berkhianat kepadamu, dan hanya engkaulah yang menganggap pengkhianat sebagai orang yang dapat dipercaya”.

5. Kedudukan saudara tertua
“Kedudukan saudara tertua seperti kedudukan seorang ayah”.

6. Sahabat dan musuh setiap orang
“Sahabat setiap orang adalah akalnya dan musuhnya adalah kebodohannya”.

7. Menyebutkan nama seseorang dengan penuh penghormatan
“Jika engkau menyebut nama seseorang yang ada di hadapanmu, maka sebutlah julukannya, dan jika ia tidak ada di hadapanmu, maka sebutlah namanya”.

8. Kejelekan banyak bicara
“Allah membenci banyak bicara, menghambur-hamburkan harta dan meminta-minta”.

9. Sepuluh keistimewaan orang yang berakal
“Akal seorang muslim tidak akan sempurna kecuali jika ia memiliki sepuluh karakter berikut:

a. Kebaikannya selalu diharapkan orang 

b. Orang lain merasa aman dari kejahatannya
c. Menganggap banyak kebaikan orang yang sedikit
d. Menganggap sedikit kebaikan yang telah diperbuatnya kepada orang lain
e. Tidak pernah menyesal jika orang lain selalu meminta bantuan darinya
f. Tidak merasa bosan mencari ilmu sepanjang umurnya
g. Kefakiran di jalan Allah lebih disukainya dari pada kekayaan
h. Hina di jalan Allah lebih disukainya dari pada mulia di dalam pelukan musuh-Nya
i. Ketidaktenaran lebih disukainya dari pada ketenaran”.
Kemudian Imam Ridha a.s. bertanya: “Yang kesepuluh, apakah yang kesepuluh?” “Apakah yang kesepuluh?”, tanya seorang sahabat.
“Ia tidak melihat seseorang kecuali berkata (dalam hatinya): ‘Ia masih lebih baik dariku dan lebih bertakwa’”, jawabnya singkat.
1. Tanda-tanda safilah
Imam Ridha a.s. pernah ditanya tentang siapakah safilah itu. Ia menjawab: “(Safilah) adalah orang yang dilupakan oleh hartanya untuk mengingat Allah”.

2. Imam, takwa dan yakin
“Sesungguhnya iman lebih utama dari Islam satu derajat, takwa lebih utama dari iman satu derajat dan bani Adam tidak akan dianugerahi sesuatu yang lebih utama dari yakin”.

3. Walimah perkawinan
“Mengadakan walimah perkawinan adalah termasuk sunnah”.

4. Silaturahmi dengan sarana apa pun
“Sambunglah tali persudaraanmu walau dengan memberikan seteguk air minum, dan cara yang terbaik untuk itu adalah tidak mengganggu kerabatmu”.

5. Senjata para nabi a.s.
“Pergnakanlah senjata para nabi a.s.!”
“Apakah senjata para nabi itu?”, tanya sebagian sahabat.
“Doa”, jawabnya singkat.
6. Tanda-tanda orang yang “faqih” dalam agama
“Di antara tanda-tanda orang yang ‘faqih’ dalam agama adalah kesabaran dan ilmu. Diam adalah salah satu pintu dari pintu-pintu hikmah. Sesungguhnya diam dapat mendatangkan kecintaan, dan ia adalah tanda setiap kebaikan”.

7. Hakikat tawakal
Imam Ridha a.s. pernah ditanya tentang hakikat tawakal. Ia menjawab: “(Tawakal) adalah engkau tidak takut kepada siapa pun kecuali Allah”.

8. Manusia terjahat
“Manusia terjahat adalah orang yang tidak mau menolong orang lain, makan sendirian dan memukul budaknya (baca : bawahannya)”.
9. Para penguasa tidak akan pernah menepati janji
“Orang yang kikir tidak akan pernah tenang, penghasud tidak akan pernah bahagia, para penguasa tidak akan pernah menepati janji dan pembohong tidak akan memiliki harga diri”.

10. Mencium tangan, tidak!
“Seseorang tidak boleh mencium tangan sesamanya, karena mencium tangannya sama halnya dengan mengerjakan shalat kepadanya”.

11. Berprasangka baik kepada Allah
“Berprasangkalah baik kepada Allah, karena orang yang berprasangka baik kepada Allah, Ia akan seperti yang disangkannya. Barang siapa yang rela dengan rezeki sedikit, maka amalannya yang sedikit akan diterima, tanggungannya menjadi ringan, keluarganya akan dianugerahi nikmat, Allah akan memberitahukan kepadanya penyakit dunia dan obatnya dan Ia akan mengeluarkannya dari dunia ini dengan selamat menuju alam kebahagiaan”.

12. Rukun iman
“Iman memiliki empat rukun: tawakal kepada Allah, rela dengan segala ketentuan (qadha`)-Nya, pasrah diri terhadap semua perintah-Nya dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya”.

13. Hamba Allah terbaik
Imam Ridha a.s. pernah ditanya tentang hamba Allah yang terbaik. Ia menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang jika berbuat kebajikan marasa bahagia, jika berbuat kejahatan akan meminta ampun, jika dianugerahi oleh orang lain akan berterima kasih, dan jika marah akan memaafkan”.

14. Menghina orang fakir
kurma pada hari kiamat hingga menjadi seperti gunung Uhud “.

20. Saling berkunjung dan menampakkan rasa kasih sayang
“Saling berkunjunglah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai, dan saling bersalamanlah kalian dan jangan saling bermusuhan”

21. Merahasiakan pekerjaan
“Rahasiakanlah urusan agama dan dunia kalian, karena diriwayatkan bahwa “menyebarkan urusan-urusan tersebut adalah kekufuran”, “orang yang suka menyebarkannya dan pembunuh adalah sama” dan “apa yang kau rahasiakan dari musuhmu hendaknya sahabatmu juga jangan sampai mengetahuinya”.

22. Melanggar janji dan tipu muslihat
“Seseorang tidak akan dapat membebaskan diri dari lingkaran kesengsaraan dengan melanggar janji, dan tidak akan aman dari ancaman siksa jika melakukan kezaliman dengan cara tipu muslihat”.

23. Cara menghadapi empat golongan
“Hadapilah raja dengan penuh waspada, sahabat dengan rendah hati, musuh dengan cara hati-hati dan masyarakat umum dengan wajah yang ceria”.

24. Rela dengan rezeki yang sedikit
“Barang siapa yang rela terhadap Allah karena rezeki sedikit (yang telah dianugerahkannya kepadanya), maka Ia akan merelai amalannya yang sedikit”.

25. Pahala orang yang mau berusaha
“Barang siapa yang berusaha mencari rezeki dengan tujuan untuk menghidupi keluarganya, pahalanya lebih besar dari orang yang berjihad di jalan Allah”.

26. Sifat pemaaf akan selalu menang
“Jika dua kelompok saling bertemu, maka kemenangan akan berpihak kepada kelompok yang paling pemaaf”.

27. Amal saleh dan mencintai keluarga Muhammad SAWW
“Janganlah meninggalkan amal saleh dan kesungguhan dalam ibadah karena mengandalkan cinta kepada keluarga Muhammad SAWW dan janganlah meninggalkan kecintaan kepada keluarga Muhammad SAWW karena mengandalkan ibadah (yang kau kerjakan), karena salah satunya tidak akan diterima kecuali jika disertai dengan yang lainnya

Kumpulan Kata Mutiara Keluarga(AhlulBait) Rosulullah SAAW. Bag: 2

Mutiara Hadis Imam Hasan al-Mujtaba as:

“Orang-orang membinasakan diri mereka sendiri jika dalam diri mereka terdapat kebiasaan buruk, sombong, tamak dan hasud.” (Biharul Anwar, vol 78, hal. 111)



Mutiara hadits Imam Kazhim as.

1.Hujjah lahiriah dan batiniah
“Sesungguhnya Allah memiliki dua hujjah atas manusia: hujjah lahiriah dan hujjah batiniah. Hujjah lahiriah adalah para rasul, nabi dan imam (ma’shum) dan hujjah batiniah adalah akal”.

2.Sabar dan menjauhi orang-orang yang mencintai dunia
“Sabar dalam kesendirian adalah tanda kekuatan akal. Barang siapa yang merenungkan tentang Allah, ia akan menjauhi orang-orang yang mencintai dunia dan menginginkan apa yang ada di sisi Tuhannya, Allah adalah penenangnya dalam ketakutan, temannya dalam kesendirian, kekayaannya dalam kefakiran dan kemuliaannya di hadapan selain kerabatnya”.

3.Merendahkan diri di hadapan Allah
“Barang siapa yang menginginkan kekayaan tanpa harta, terselamatkan dari sifat iri dengki dan keselamatan dalam agama, hendaknya ia merendahkan diri di hadapan Allah ketika meminta kepada-Nya (dan mintalah kepada-Nya untuk) menyempurnakan akalnya. Barang siapa yang akalnya telah sempurna, maka ia akan merasa cukup dengan rezeki yang mencukupi hidupnya. Barang siapa yang merasa cukup dengan rezeki yang mencukupi hidupnya, maka ia akan merasa kaya. Dan barang siapa yang tidak merasa cukup dengan rezeki yang mencukupi hidupnya, maka ia tidak pernah merasakan kekayaan sama sekali”.

4.Menjenguk mukmin karena Allah
“Barang siapa yang menjenguk saudara seimannya karena Allah, bukan karena selain-Nya, demi mengharap pahala-Nya dan segala yang telah dijanjikan kepadanya, maka Allah azza wa jalla akan memerintahkan tujuh puluh ribu malaikat untuk menjaganya dari sejak ia keluar dari rumah hingga ia kembali ke rumahnya seraya berkata kepadanya: ‘Engkau adalah orang baik (baca : beruntung) dan surga adalah sesuai denganmu. Engkau telah membangun rumah di sana”.

5.Harga diri, akal dan nilai seseorang
“Tidak sempurna agama orang yang tidak memiliki harga diri, dan tidak memiliki harga diri orang yang tidak berakal. Sesungguhnya orang yang paling agung nilainya adalah orang yang tidak menganggap dunia sebagai satu nilai baginya. Ingatlah, harga badanmu ini adalah surga, jangan engkau menjualnya dengan selainnya”.

6.Menjaga harga diri orang lain
“Barang siapa yang menjaga dirinya untuk tidak mempermalukan orang lain, maka Allah akan mengampuni kesalahannya pada hari kiamat, dan barang siapa yang menahan kemarahannya terhadap orang lain, maka Allah akan menahan murka-Nya terhadapnya pada hari kiamat”.

7.Faktor-faktor yang dapat mendekatkan diri dari Allah
“Sarana paling baik yang dapat digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah shalat, berbakti kepada kedua orang tua, meninggalkan sifat dengki, sombong dan bangga diri”.

8.Orang berakal tidak akan berbohong
“Sesungguhnya orang yang berakal tidak akan berbohong meskipun hal itu tidak sesuai dengan hawa nafsunya”.

9.Hikmah diam
“Sedikit berbicara adalah sebuah hikmah yang amat besar. Oleh karena itu, hendaklah kalian banyak diam, karena banyak diam adalah satu ketenangan hidup dan satu faktor yang dapat meringankan dosa”.

10.Pencela yang tak tahu malu
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan surga bagi pencela yang tak tahu malu dan tidak memikirkan apa yang keluar dari mulutnya serta apa yang dikatakan orang lain kepadanya”.

11.Orang sombong tidak akan masuk surga
“Hati-hatilah terhadap sifat sombong! Karena tidak akan masuk surga orang yang di hatinya tersimpan setitik kesombongan”.

12.Program kerja siang dan malam
“Berusahalah untuk membagi waktu kalian dalam empat bagian: satu bagian untuk bermunajat kepada Allah, satu bagian untuk mencari rezeki, satu bagian untuk menjenguk para saudara seiman yang dapat dipercaya untuk memberitahukan aib-aib yang ada pada dirimu dan sahabat setiamu lahir-batin, dan satu bagian untuk menikmati kenikmatan yang kalian miliki asalkan tidak haram. Dengan menggunakan bagian keempat ini kalian akan mampu melaksanakan tiga bagian di atas”.

13.Duduk bersama dengan orang yang beragama dan berakal
“Duduk bersama orang yang beragam adalah sebuah kemuliaan dunia dan akhirat, dan bermusyawarah dengan orang berakal dan ahli nasihat adalah sebuah berkah, petunjuk dan taufik dari Allah. Jika ia menentukan sebuah solusi, maka janganlah menentangnya, karena hal itu akan mengundang kecelakaan bagimu”.

14.Akibat cinta dunia
“Barang siapa yang mencintai dunia, rasa takut kepada akhirat akan sirna dari hatinya. Barang siapa yang ilmunya bertambah kemudian kecintaannya kepada dunia juga bertambah, maka ia akan bertambah jauh dari Allah dan kemurkaan-Nya kepadanya akan bertambah”.

15.Menjauhi tamak dan hanya bertawakal kepada Allah
“Hindarilah tamak dan janganlah mengharap apa yang ada di tangan manusia serta musnahkanlah rasa tamak dari hati para makhluk, karena tamak adalah kunci kehinaan, pembasmi akal, pemusnah dan pengotor harga diri serta pembasmi ilmu. Janganlah (hanya mengandalkan) tawakal kepada Tuhanmu”.

16.Hasil amanah dan kejujuran
“Menjaga amanah dan berkata jujur dapat mendatangkan rezeki, sedangkan khianat dan berkata bohong dapat mendatangkan kefakiran dan kemunafikan”.

17.Berkata benar dan membasmi kebatilan
“Takutlah kepada Allah dan berkatalah benar meskipun engkau harus binasa, karena di dalam berkata benar itu adalah keselamatanmu. Takutlah kepada Allah dan tinggalkanlah kebatilan meskipun engkau akan selamat, karena di dalam kebatilan itu adalah kecelakaanmu”.

18.Bala` sesuai dengan kadar iman seseorang
“Seorang mukmin bak dua sayap timbangan, ketika imannya bertambah, maka bala`nya pun akan bertambah”.

19. Shalat sunnah dan mendekatkan diri kepada Allah
“Shalat sunnah adalah sarana bagi mukmin untuk mendekatkan diri kepada Allah”.

20.Keutamaan ishlah (memperbaiki keadaan) dan memaafkan
“Pada hari kiamat sebuah suara akan berteriak lantang: “Perhatian! Barang siapa yang merasa memiliki pahala di sisi Allah, hendaklah ia berdiri!” Tidak ada orang yang berani berdiri kecuali para pemaaf dan orang yang memilih semangat untuk ishlah. Pahalanya ada di sisi Allah”.

21.Sedekah terbaik
“Menolong orang yang lemah adalah sedekah terbaik”.

22.Dosa baru, bala` baru
“Ketika seseorang melakukan dosa baru yang belum pernah dilakukannya, maka Allah akan mendatangkan bala` yang tak pernah disangka-sangka baginya”.

23.Kunci pintu hati
“Perdalamilah agama Allah, karena memperdalami agama adalah kunci hati dan faktor utama untuk mencapai kedudukan yang tinggi di dalam agama dan di dunia. Dan keutamaan seorang “faqih” atas seorang abid bak keutamaan matahari atas bintang-bintang, dan barang siapa enggan mendalami agamanya, maka Allah tidak akan pernah merelai amalannya”.

24.Dunia adalah sarana terbaik
“Jadikanlah untuk dirimu bagian dari dunia selama hal itu halal, tidak merusak harga diri dan tidak melampaui batas, serta gunakanlah dunia tersebut untuk memperkokoh agama, karena diriwayatkan bahwa bukan golongan kami orang yang mengorbankan dunia demi agamanya atau mengorbankan agama demi dunianya”.

25.Ibadah terbaik
“Ibadah terbaik setelah mengetahui Allah adalah menunggu “faraj” (kemunculan Imam Mahdi a.s.)”.

26.Mencintai orang lain
“Mencintai orang lain adalah setengah iman”.

27.Menghindari kemarahan
“Barang siapa yang menahan kemarahannya terhadap orang lain, maka Allah akan menghindarkannya dari siksa api neraka”.

28.Manusia terkuat
“Barang siapa ingin menjadi manusia terkuat, hendaknya bertawakal kepada Allah”.

29.Selalu meningkat, bukan malah mundur
“Barang siapa yang dua harinya sama, maka ia telah rugi, barang siapa yang satu harinya lebih jelek, maka ia terlaknat, barang yang (kebaikannya) tidak bertambah sama sekali, maka ia berada dalam kekurangan, dan barang siapa yang berada dalam kekurangan, maka kematian lebih baik baginya”.

30.Berbuat kebajikan kepada orang lain
“Hak saudaramu yang paling vital adalah jangan kau menutupi sesuatu yang bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya”.

31.Menghindari bergurau
“Hindarilah bergurau, karena bergurau dapat melenyapkan cahaya imanmu”.

32.Nasihat alam semesta
“Jika engkau merenungkan ciptaan (yang ada di dunia ini), niscaya engkau akan melihat nasihat di dalamnya bagimu”.

33.Yang memahami nilai kebajikan
“Barang siapa yang tidak pernah merasakan kesulitan, maka ia tidak akan pernah memahami nilai kebajikan orang lain”.