Profesi yang sulit untuk dipahami
Orang kedua dalam suatu negeri
Kepada yang pertama
Harus memberi dan berbagi
Yang di bawahnya
harus dibimbing agar melampaui diri sendiri
Namun, apa yang bakal diterimanya?
Apa yang bakal menjadi upahnya?
Sungguh pahit saat menyadari
Ia hanya menerima sekedar bangga diri
Mampu mendampingi yang pertama
Mampu mengajari yang di bawahnya
Yang lainnya
Tidak ada
Seorang Ibu
Begitu besar jasanya
Peluh keringatnya hanya untuk keluarganya
Masih adakah waktu dan pikirannya
Dicurahkan walau secuil untuk dirinya?
Namun
Segelintir yang menghargainya
Bahkan ada yang menghinanya
Bukan hanya kedudukannya
Namun juga orangnya
Di mana pikiran kalian, wahai manusia picik?
Ibu
Aku bukanlah apa-apa tanpamu
Bahkan bila tanpamu
Tiada diriku
Ibu
Dengan ini aku bersujud sembah padamu
Memohon restumu untuk jalanku
Memohon ampunmu atas dosaku
Berterima kasih padamu
Sebab engkau rela menjadi Ibu dari anakmu yang rendah ini
Yang tak berbakti padamu ini
Ibu
Terima kasih, Ibu
Aku mencintaimu, Ibu
sumber : http://zoethaeque.deviantart.com/art/Ibu-51142592
Senin, 21 Desember 2009
Kamis, 17 Desember 2009
Muharram bulan penuh duka ataukah tawa
Tanggal 9 dan 10 Muharram.
Al-Husain binAli as adalah cucu nabi Muhammad s.a.w dan kakek dari para sunan di Indonesia, dan kemungkinan juga di negara lain-nya.
(perlu diperhatikan disini, bukan hanya karena keturunan-nya yg dijadikan patokan, akan tetapi perilaku dan sikapnya)
Berikut kilasan artikel tradisi di Indonesia di tgl 9 dan 10 Muharram:
Di Jawa misalnya, kita mengenal jenis penganan bernama Bubur Suro. Di Aceh ada Kanji atau Bubur Asyura. Di Bengkulu dan Padang Pariaman, Sumatra Barat, ada upacara Hoyak Tabuik (Tabut) atau dikenal juga dengan upacara Hoyak Husain. Bahkan masyarakat Jawa dan juga masyarakat lainnya menyebut bulan Muharram dengan sebutan bulan Suro.

Sisihkan sedikit waktu untuk mempelajari kehidupan Imam Husein dan perjuangan beliau ini. Waktu yang berjalan detik demi detik di Karbala, semuanya memberikan pesan dan petunjuk. Tiap wajah di Karbala mengekspresikan suatu pesan. Di Karbala, manusia terbagi dua kelompok dan masing-masing memainkan perannya. Yang satu memerankan kebaikan dan keindahan, sedangkan yang lain memerankan kejahatan dan keburukan. Masing-masing telah memainkan peran mereka dengan sangat sempurna. Tragedi Karbala adalah cermin bagi semua manusia. Setiap orang dapat menyaksikan gambaran dirinya di Karbala.
Pemisahan antara hak dan batil, antara iman dan kufur, antara keindahan dan keburukan, terulang kembali di Karbala dengan bentuknya yang paling gamblang dan spektakuler. Inilah di antara tujuan besar yang hendak dicapai dengan pengorbanan cucu-cucu Rasul SAWW dan sejumlah pengikut setia mereka. Imam Husein menyaksikan bahwa ajaran suci Islam berada dalam ancaman kehancuran oleh ulah para pemegang kekuasaan duniawi yang serakah. Segala usaha telah dilakukan tetapi tidak membuahkan hasil. Di satu sisi, beliau menyaksikan kezaliman para penguasa yang semakin merajalela. Sementara dari sisi lain umat Islam semakin tenggelam dalam tidur lelap yang melenakan.
Untuk itu mari kita mempelajari sejarah peristiwa Karbala ini dengan sebaik-baiknya:
Bubur Suro di Jawa atau Kanji Asyura di Aceh yang dibuat dalam dua warna, merah dan putih, mempunyai makna darah dan kesucian. Merah melambangkan darah Imam Husain dan keluarganya yang tumpah di Karbala. Merah juga melambangkan keberanian pasukan Karbala melawan penguasa zalim.
Sementara putih melambangkan kesucian diri dan perjuangan Imam Husain melawan kezaliman. Biasanya Bubur Suro atau Kanji Asyura ini diberikan kepada sanak keluarga, kerabat, fakir miskin, terutama anak-anak, atau bahkan dibawa ke masjid dan balai desa untuk disantap bersama sebagai lambang kasih sayang kepada keluarga Imam Husain yang menderita karena ditinggal pengayom-pengayom mereka.
Upacara Hoyak Tabuik atau mengarak tabut hingga kini dilaksanakan masyarakat. Padang Pariaman di Sumatra Barat dan masyarakat Bengkulu. Upacara mengarak tabut atau keranda itu adalah perlambang dari keranda jenazah Imam Husain yang gugur di Padang Karbala. Upacara tersebut dimulai dari hari pertama Muharram hingga hari kesepuluh, di berbagai negara. Ada keyakinan cukup kuat pada sebagian masyarakat Padang Pariaman dan Bengkulu bahwa jika mereka tidak melakukan ritual ini, mereka akan mendapat bencana.
Hoyak Tabuik dimulai dari tanggal 1 Muharram, yaitu dengan mengambil lumpur dari sungai di tengah malam. Para pengambil lumpur harus berpakaian putih. Lumpur dikumpulkan ke dalam periuk yang ditutup kain putih, kemudian dibawa ke sebuah tempat yang disebut Daraga, sebuah tempat berukuran 3x3 meter. Daraga juga ditutup kain putih. Pengambilan lumpur melambangkan pengumpulan bagian-bagian tubuh Imam Husain yang terpotong. Daraga melambangkan makam suci Imam Husain, sedangkan kain putih adalah perlambang kesucian Imam Husain.
Pada tanggal 7 Muharram, persis di tengah hari, ada upacara mengarak panja atau imitasi potongan jari-jari Imam Husain yang sudah dibuat sebelumnya. Panja ke jalan-jalan dalam sebuah belanga bersama dengan Daraga. Pada hari kesembilan Muharram, serban atau penutup kepala wama putih yang melambangkan serban Imam Husain diarak ke jalan-jalan untuk menunjukkan betapa hebatnya Imam Husain dalam membela Islam.
Pada tanggal 10 Muharram, ritual Tabuik mencapai puncaknya. Di pagi hari, Tabut yang sudah dipersiapkan sebelumnya, Daraga, Panja dan serban diarak keliling kota dalam suatu pawai besar yang disaksikan oleh ribuan bahkan puluhan ribu penonton yang datang dari berbagai penjuru. Orang-orang pun berkabung dan berteriak: Hoyak Tabuik dan Hoyak Husain. Sore hari menjelang matahari terbenam saat arak-arakan selesai, semua benda-benda di atas diarak ke laut kemudian dibuang di tengah laut, lalu mereka pulang sambil melantunkan kata-kata seperti, ya Ali dan ya Husain.
Pasca kekuasaan Raffles, yang berkuasa di Indonesia adalah penjajah Belanda. Dicapailah kesepakatan antara pemerintah Inggris dan Belanda, yang salah satunya keharusan tentara Inggris angkat kaki dari Bengkulu. Saat itu, Sipahi diberi kebebasan untuk memilih jalan sendiri-sendiri. Sebagian di antara mereka terdampar ke Pariaman. Hal ini bisa dimaklumi, karena pada waktu itu pesisir barat Sumatera merupakan jalur pelayaran-perniagaan yang menggiurkan dan ramai dikunjungi para pedagang, dalam maupun luar negeri.
Yang pasti, berabad-abad lamanya, kaum muslimin Indonesia mempraktekkan tradisi membuat penganan dan mengarak tabut tersebut, tanpa menyadari bahwa yang mereka lakukan adalah bentuk lain dari peringatan Asyura, tragedi paling dahsyat dalam sejarah manusia, yaitu tragedi Karbala.
Minggu, 13 Desember 2009
Ksatria Yang Terlupakan di hati

lakaran wajah Ksatria Langgit Wali 9
Kemasyhuran Kanjeng Sunan Giri sebagai mubaligh di dalam menyiarkan agama Islam terkenal mulai dari rakyat biasa sampai menelusup ke pintu-pintu istana kerajaan Majapahit. Keberhasilan beliau di dalam mendirikan pesantren atau perguruan di Giri Gresik, sampai berdatanglah para murid dari Sulawesi, Kalimantan, Madura, Kangean, Nusa Tenggara, Halmahera, Nusa Tenggara dan pulan-pulau yang lain. Kalangan orang-orang atasan, sampai-sampai beliau mendapat tuduhan sebagai seorang feodal dan berkompromi dengan para petinggi kerajaan Majapahit, adalah karena usaha beliau untuk mendekati pihak kerajaan Majapahit agar strategi untuk mengembangkan agama Islam di Jawa berhasil. Kewibawaan beliau sangat dihormati di kalangan para wali, karena ilmu dan kepribadian yang beliau miliki. Keputusan musyawarah para wali beliau diangkat sebagai MUFTI, dan Pemimpin Agama Islam seluruh Jawa, maka pengaruh beliau sangat besar terhadap jalannya Da’wah saat itu.
Gresik yang pada jaman dahulu dinamakan KOTA TANDES oleh masyarakat setempat, hal ini bisa dibaca pada ukiran sebuah batu berbentuk lingga yang terletak di depan Makam Tumenggung Poesponegoro adalah Bupati Gresik yang pertama kali. Gresik adalah bumi Allah yang diwangsitkan dari hamba Allah yaitu Syeikh Maulana Ishak kepada putranya yakni Joko Samodra hasil perkawinan dengan Dewi Sekardadu putri Prabu Menak Sembuyu adalah penguasa negeri Blambangan pada waktu itu.
Bayi kecil yang konon menurut cerita akan dibunuh oleh sang nenek yang dan lantas urung niatnya akhirnya sang nenek menitahkan agar anak laki-laki (Joko) Dewi Sekardadu itu dimasukkan ke dalam peti dan kemudian dilarungkan ke laut lepas (Samudra). Alangkah sedihnya hati serta lemah lunglilah segala sendi tulang Ibunda Dewi Sekardadu dan suatu malan di Selat Bali perahu dagang dari Gresik oleng, berputar-putar terus di tengah laut, tidak mau maju maupun mundur kejadian ini tampaknya oleh awak perahu sadar tidak sadar di sekitar perahu terlihat sebuah peti terapung-apung, diambilah peti itu dan dibuka mereka terperanjat karena di dalamnya terbaring seorang bayi laki-laki sedang menangis. Awak perahu urung melanjutkan perjalanannya dan kembali ke kota Gresik dan bayi yang ditemukan diserahkan ke juragannya yaitu Nyai Gede Pinatih dan si-jabang bayi diberi nama JOKO SAMUDRA oleh ibu angkatnya.
Dalam perjalanan hidup remaja Joko Samudra belajar mengaji atau belajar agama Islam ke Ampel, Surabaya. Pesantren Ampel di bawah asuhan Sunan Ampel atau Raden Rakhmat yakni saudara sepupu ayahnya sendiri. Setiap hari Joko Samudra pulang balik dari Gresik ke Ampel Surabaya pergi mengaji sampai memahami betul pelajaran agama Islam seperti ilmu Fiqih, ilmu Tauhid, Alqur’an dan sebagainya. Atas pesan dari ayah Joko Samudra Sunan Ampel memberi nama RADEN PAKU.
Dalam usia dewasa Raden Paku bersama sahabatnya yaitu putra dari Sunan Ampel yang bernama Raden Maulana Makhdum Ibrahim yang kemudian termasyhur dengan sebutan SUNAN BONANG bertemu Syeikh Maulana Ishak yakni ayah kandung dari Raden Paku sendiri. Selama tiga tahun pertemuan dengan orang tua Raden Paku banyak mendapatkan pembelajaran berbagai ilmu agama Islam baik dari Syeikh Maulana Ishak atau guru-guru lainnya di Pasai, terutama Ilmu Tauhid dan Tashawwuf, Raden Paku sangat mendalaminya. Atas semua yang dimiliki Raden Paku yakni baik ilmu agama atau kepribadian yang bersinar, oleh salah seorang gurunya memberikan nama “MAULANA ‘AINUL YAQIN”.
Joko Samudra atau Raden Paku atau Maulana Ainul Yaqin dalam proses pendirian pesantren sebelumnya menerima wangsit dari ayahnya sewaktu ia masih belajar di Pasai dahulu setelah diberi bekal segumpal tanah. Segumpal tanah itu adalah sebagai alat untuk mendari tempat bila Raden Paku akan mendirikan pesantren. Maka Raden Paku pergi mengembara mencari daerah atau tempat yang sesuai untuk mendirikan pesantren. Melalui desa yang bernama Margonoto, termasuk daerah Gresik, sampailah Raden Paku ke tempat yang agak tinggi atau sebuah bukit. Di situ Raden Paku merasa sejuk dan damai hatinya. Kemudian ia mencocokkan tanah yang dibawanya dengan tanah di tempat tersebut, ternyata sesuai benar dengan segenggam tanah yang diberikan oleh ayahnya dahulu. Desa itu namanya SIDOMUKTI dan di situlah kemudian Raden Paku mendirikan pesantrennya. Karena tempat itu merupakan tanah yang tinggi atau gunung, maka tempat itu dinamakan GIRI dalam bahasa Sansekerta mempunyai arti Gunung. Di Giri inilah Raden Paku mendirikan pesantren dengan kemasyhurannya beliau terkenal dengan sebutan SUNAN GIRI. Kemudian tempat itu menjadi sebuah keraton atau kerajaan yang dikenal dengan nama GIRI KEDATON. Dahulunya tempat ini jarang ditempati manusia kemudian menjadi sangat ramai sekali, menjadi subur, dan makmur, sehingga Giri menjadi tempat yang disenangi banyak orang.
Peninggalan Kanjeng Sunan Giri diantaranya; menurut keterangan Juru Kunci Mbah H. Abdul Jalil 73 tahun, yang sejak 1961 mulai bertugas menjaga dan melestarikan peninggalan hasil dari peradaban dan kebudayaan manusia jaman dahulu yang sangat tingi nilainya yakni:
* Masjid Jami’ Ainul Yaqin lokasi di Sidomukti
* Pulo Pancikan (petilasan pijakan) Kanjeng Sunan Giri lokasi Kecamatan Gresik
* Petilasan tempat Kanjeng Sunan Giri memberikan brifing kepada aparat pemerintah lokasi Kelurahan Sidomukti
* Kolam Wudlu keluarga Kanjeng Sunan Giri lokasi Kelurahan Sidomukti
* Petilasan Kolam Wudlu Masjid Giri Kedaton lokasi Kelurahan Sidomukti
* Petilasan Paseban (Majelis Sidang) Pemerintahan Kanjeng Sunan Giri lokasi Kelurahan Sidomukti
* Telogo Pegat lokasi Kelurahan Sidomukti
* Batu Giwang Petilasan tempat Sholat Kanjeng Sunan Giri
* Trap Undak-undakan menuju pondok pesantren lokasi Kelurahan Sidomukti
* Telogo Pati lokasi di desa Klangonan
* Petilasan Pertapaan Kanjeng Sunan Giri (Gunung Batang) lokasi Kelurahan Gulomantung
* Telogo Sumber lokasi di desa Kembangan
* Makam Kanjeng Sunan Giri beserta sanak keluarga dan pengikutnya.
Hal di atas adalah merupakan aset pemerintah daerah Gresik yang dikembangkan sebagai area wisata yang mempunyai nilai-nilai relegius dan dapat dijadikan tempat melepas kepenatan dari kesibukan sehari-hari sembari mempertebal keimanan. Problematikahnya saat ini di sekitarnya nisan-nisan peninggalan keluarga Kanjeng Sunan Giri telah berdiri warung-warung dan kedai menurut tutur mereka ini merupakan ikhtiar setelah dihimpit krisis ekonomi, bagaimana pembenarannya mari kita renungkan bersama. (Se)
kanjeng سنن:
Joko Samodra(gelaran sunan giri) - Jawa Timur
Pada suatu malam ada perahu dagang dari Gresik melintasi selat Bali. Ketika perahu itu berada di tengah-tengah Selat Bali tiba-tiba terjadi keanehan, perahu itu tidak dapat bergerak, maju tak bisa mundur pun tak bisa.
Nahkoda memerintahkan awak kapal untuk memeriksa sebab-sebab kemacetan itu, mungkin perahunya membentur batu karang. Setelah diperiksa ternyata perahu itu hanya menabrak sebuah peti berukir indah, seperti peti milik kaum bangsawan yang digunakan untum menyimpan barang berharga. Nakoda memerintahkan mengambil peti itu. Diatas perahu peti itu dibuka, semua orang terkejut karena didalamnya terdapat seorang bayi mungil yang bertubuh montok dan rupawan. Nakoda merasa gembira dapat menyelamatkan jiwa si bayi mungil itu, tapi juga mengutuk yang tega membuang bayi itu ke tengah lautan, sungguh orang yang tidak berperi kemanusiaan.
Nakoda kemudian memerintahkan awak kapal untuk melanjutkan pelayaran ke Pulau Bali. Tetapi tak dapat bergerak maju. Ketika perahu diputar dan diarahkan ke Gresik ternyata perahu itu melaju dengan pesatnya.
Di hadapan Nyai Ageng Pinatih janda kaya pemilik kapal Nakoda berkata sambil membuka peti itu. “Peti inilah yang menyebabkan kami kembali dalam waktu secepat ini. Kami tak dapat meneruskan pelayaran ke Pulau Bali,“ kata sang nakoda.
“Bayi......? Bayi siapa ini?” gumam Nyai Ageng Pinatih sebari mengangkat bayi itu dari dalam peti.
“Kami menemukannya di tengah samodra Selat Bali," jawab nakoda kapal.
Bayi itu kemudian mereka serahkan kepada Nyai Ageng Pinatih untuk diambil sebagai anak angkat. Memang sudah lama ia menginginkan seorang anak. Karena bayi itu ditemukan di tengah samodra maka Nyai Ageng Pinatih kemudian memberinya nama Joko Samodra.
Ketika berumur 11 tahun, Nyai Ageng Pinatih mengantarkan Joko Samodra untuk berguru kepada Raden Rahmat atau Sunan Ampel di Surabaya. Menurut beberapa sumber mula pertama Joko Samodra setiap hari pergi ke Surabaya dan sorenya kembali ke Gresik. Sunan Ampel kemudian menyarankan agar anak itu mondok saja di pesantren Ampeldenta supaya lebih konsentrasi dalam mempelajari agama Islam.
Pada suatu malam, seperti biasa Raden Rahmat hendak mengambil air wudhu guna melaksnakan shalat tahajjud, mendo'akan murid-muridnya dan mendo'akan umat agar selamat di dunia dan akhirat. Sebelum berwudhu Raden Rahmat menyempatkan diri melihat-lihat para santri yang tidur di asrama.
Tiba-tiba Raden Rahmat terkejut. Ada sinar terang memancar dari salah seorang santrinya. Selama beberapa saat beliau tertegun, sinar terang itu menyilaukan mata, untuk mengetahui siapakah murid yang wajahnya bersinar itu maka Sunan Ampel memberi ikatan pada sarung murid itu.
Esok harinya, sesudah shalat subuh. Sunan Ampel memanggil murid-muridnya itu.
“Siapa yang waktu bangun tidur kain sarungnya ada ikatan?” tanya Sunan Ampel.
“Saya Kanjeng Sunan......” acung Joko Samodra.
Melihat yang mengacungkan tangan Joko Samodara, Sunan Ampel makin yakin bahwa anak itu pastilah bukan anak sembarangan. Kebetulan pada saat itu NyaiAgeng Pinatih datang untuk menengok Joko Samodra. Kesempatan itu digunakan Sunan Ampel untuk bertanya lebih jauh tentang asal-usul Joko Samodra.
Nyai Ageng Pinatih menjawab sejujur-jujurnya. Bahwa Joko Samodra di temukan di tengah selat Bali ketika masih bayi. Peti yang digunakan membuang bayi itu hingga sekarang masih tersimpan rapi di rumah Nyai Ageng Pinatih.
Teringat pada pesan Syekh Maulana Ishak sebelum berangkat ke negeri Pasai maka Sunan Apel kemudian mengusulkan pada Nyai Ageng Pinatih agar nama anak itu diganti denagan nama Raden Paku. Nyai Ageng Pinatih menurut saja apa kata Sunan Ampel, dia percaya penuh kepada Wali besar yang sangat dihormati masyarakat bahkan juga masih terhitung seorang Pangeran Majapahit itu
halawah:Joko Samodra(gelaran sunan giri) - Jawa Timur
Pada suatu malam ada perahu dagang dari Gresik melintasi selat Bali. Ketika perahu itu berada di tengah-tengah Selat Bali tiba-tiba terjadi keanehan, perahu itu tidak dapat bergerak, maju tak bisa mundur pun tak bisa.
Nahkoda memerintahkan awak kapal untuk memeriksa sebab-sebab kemacetan itu, mungkin perahunya membentur batu karang. Setelah diperiksa ternyata perahu itu hanya menabrak sebuah peti berukir indah, seperti peti milik kaum bangsawan yang digunakan untum menyimpan barang berharga. Nakoda memerintahkan mengambil peti itu. Diatas perahu peti itu dibuka, semua orang terkejut karena didalamnya terdapat seorang bayi mungil yang bertubuh montok dan rupawan. Nakoda merasa gembira dapat menyelamatkan jiwa si bayi mungil itu, tapi juga mengutuk yang tega membuang bayi itu ke tengah lautan, sungguh orang yang tidak berperi kemanusiaan.
Nakoda kemudian memerintahkan awak kapal untuk melanjutkan pelayaran ke Pulau Bali. Tetapi tak dapat bergerak maju. Ketika perahu diputar dan diarahkan ke Gresik ternyata perahu itu melaju dengan pesatnya.
Di hadapan Nyai Ageng Pinatih janda kaya pemilik kapal Nakoda berkata sambil membuka peti itu. “Peti inilah yang menyebabkan kami kembali dalam waktu secepat ini. Kami tak dapat meneruskan pelayaran ke Pulau Bali,“ kata sang nakoda.
“Bayi......? Bayi siapa ini?” gumam Nyai Ageng Pinatih sebari mengangkat bayi itu dari dalam peti.
“Kami menemukannya di tengah samodra Selat Bali," jawab nakoda kapal.
Bayi itu kemudian mereka serahkan kepada Nyai Ageng Pinatih untuk diambil sebagai anak angkat. Memang sudah lama ia menginginkan seorang anak. Karena bayi itu ditemukan di tengah samodra maka Nyai Ageng Pinatih kemudian memberinya nama Joko Samodra.
Ketika berumur 11 tahun, Nyai Ageng Pinatih mengantarkan Joko Samodra untuk berguru kepada Raden Rahmat atau Sunan Ampel di Surabaya. Menurut beberapa sumber mula pertama Joko Samodra setiap hari pergi ke Surabaya dan sorenya kembali ke Gresik. Sunan Ampel kemudian menyarankan agar anak itu mondok saja di pesantren Ampeldenta supaya lebih konsentrasi dalam mempelajari agama Islam.
Pada suatu malam, seperti biasa Raden Rahmat hendak mengambil air wudhu guna melaksnakan shalat tahajjud, mendo'akan murid-muridnya dan mendo'akan umat agar selamat di dunia dan akhirat. Sebelum berwudhu Raden Rahmat menyempatkan diri melihat-lihat para santri yang tidur di asrama.
Tiba-tiba Raden Rahmat terkejut. Ada sinar terang memancar dari salah seorang santrinya. Selama beberapa saat beliau tertegun, sinar terang itu menyilaukan mata, untuk mengetahui siapakah murid yang wajahnya bersinar itu maka Sunan Ampel memberi ikatan pada sarung murid itu.
Esok harinya, sesudah shalat subuh. Sunan Ampel memanggil murid-muridnya itu.
“Siapa yang waktu bangun tidur kain sarungnya ada ikatan?” tanya Sunan Ampel.
“Saya Kanjeng Sunan......” acung Joko Samodra.
Melihat yang mengacungkan tangan Joko Samodara, Sunan Ampel makin yakin bahwa anak itu pastilah bukan anak sembarangan. Kebetulan pada saat itu NyaiAgeng Pinatih datang untuk menengok Joko Samodra. Kesempatan itu digunakan Sunan Ampel untuk bertanya lebih jauh tentang asal-usul Joko Samodra.
Nyai Ageng Pinatih menjawab sejujur-jujurnya. Bahwa Joko Samodra di temukan di tengah selat Bali ketika masih bayi. Peti yang digunakan membuang bayi itu hingga sekarang masih tersimpan rapi di rumah Nyai Ageng Pinatih.
Teringat pada pesan Syekh Maulana Ishak sebelum berangkat ke negeri Pasai maka Sunan Apel kemudian mengusulkan pada Nyai Ageng Pinatih agar nama anak itu diganti denagan nama Raden Paku. Nyai Ageng Pinatih menurut saja apa kata Sunan Ampel, dia percaya penuh kepada Wali besar yang sangat dihormati masyarakat bahkan juga masih terhitung seorang Pangeran Majapahit itu
Assalamualaikum wr.wb.
Berkongsi Pengembangan Ilmu Pengetahuan;
"Walisongo" berarti sembilan orang wali. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid. Maulana Malik Ibrahim yang tertua. Sunan Ampel anak Maulana Malik Ibrahim. Sunan Giri adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim yang berarti juga sepupu Sunan Ampel. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah anak Sunan Ampel. Sunan Kalijaga merupakan sahabat sekaligus murid Sunan Bonang. Sunan Muria anak Sunan Kalijaga. Sunan Kudus murid Sunan Kalijaga. Sunan Gunung Jati adalah sahabat para Sunan lain, kecuali Maulana Malik Ibrahim yang lebih dahulu meninggal. Mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad 16, di tiga wilayah penting. Yakni Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Mereka adalah para intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru: mulai dari kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan. Pesantren Ampel Denta dan Giri adalah dua institusi pendidikan paling penting di masa itu. Dari Giri, peradaban Islam berkembang ke seluruh wilayah timur Nusantara. Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati bukan hanya ulama, namun juga pemimpin pemerintahan. Sunan Giri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus adalah kreator karya seni yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang. Sedangkan Sunan Muria adalah pendamping sejati kaum jelata.
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat "sembilan wali" ini lebih banyak disebut dibanding yang lain. Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam penyebaran Islam. Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai "tabib" bagi Kerajaan Hindu Majapahit; Sunan Giri yang disebut para kolonialis sebagai "paus dari Timur" hingga Sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat dipahami masyarakat Jawa -yakni nuansa Hindu dan Budha .
Maulana Malik Ibrahim (Wafat 1419)
Maulana Malik Ibrahim, atau Makdum Ibrahim As-Samarkandy diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal abad 14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah Jawa terhadap As-Samarkandy, berubah menjadi Asmarakandi.
Maulana Malik Ibrahim kadang juga disebut sebagai Syekh Magribi. Sebagian rakyat malah menyebutnya Kakek Bantal. Ia bersaudara dengan Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudra Pasai, sekaligus ayah dari Sunan Giri (Raden Paku). Ibrahim dan Ishak adalah anak dari seorang ulama Persia, bernama Maulana Jumadil Kubro, yang menetap di Samarkand. Maulana Jumadil Kubro diyakini sebagai keturunan ke-10 dari Syayidina Husein, cucu Nabi Muhammad saw. Maulana Malik Ibrahim pernah bermukim di Campa, sekarang Kamboja, selama tiga belas tahun sejak tahun 1379. Ia malah menikahi putri raja, yang memberinya dua putra. Mereka adalah Raden Rahmat (dikenal dengan Sunan Ampel) dan Sayid Ali Murtadha alias Raden Santri. Merasa cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu, tahun 1392 M Maulana Malik Ibrahim hijrah ke Pulau Jawa meninggalkan keluarganya. Beberapa versi menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali yakni desa Sembalo, daerah yang masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Desa Sembalo sekarang, adalah daerah Leran kecamatan Manyar, 9 kilometer utara kota Gresik. Aktivitas pertama yang dilakukannya ketika itu adalah berdagang dengan cara membuka warung. Warung itu menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah. Selain itu secara khusus Malik Ibrahim juga menyediakan diri untuk mengobati masyarakat secara gratis. Sebagai tabib, kabarnya, ia pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari Campa. Besar kemungkinan permaisuri tersebut masih kerabat istrinya. Kakek Bantal juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam. Ia merangkul masyarakat bawah -kasta yang disisihkan dalam Hindu. Maka sempurnalah misi pertamanya, yaitu mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, tahun 1419 M Maulana Malik Ibrahim wafat. Makamnya kini terdapat di kampung Gapura, Gresik, Jawa Timur.
Sunan Ampel
Ia putera tertua Maulana Malik Ibrahim. Menurut Babad Tanah Jawi dan Silsilah Sunan Kudus, di masa kecilnya ia dikenal dengan nama Raden Rahmat. Ia lahir di Campa pada 1401 Masehi. Nama Ampel sendiri, diidentikkan dengan nama tempat dimana ia lama bermukim. Di daerah Ampel atau Ampel Denta, wilayah yang kini menjadi bagian dari Surabaya (kota Wonokromo sekarang).Beberapa versi menyatakan bahwa Sunan Ampel masuk ke pulau Jawa pada tahun 1443 M bersama Sayid Ali Murtadho, sang adik. Tahun 1440, sebelum ke Jawa, mereka singgah dulu di Palembang. Setelah tiga tahun di Palembang, kemudian ia melabuh ke daerah Gresik. Dilanjutkan pergi ke Majapahit menemui bibinya, seorang putri dari Campa, bernama Dwarawati, yang dipersunting salah seorang raja Majapahit beragama Hindu bergelar Prabu Sri Kertawijaya. Sunan Ampel menikah dengan putri seorang adipati di Tuban. Dari perkawinannya itu ia dikaruniai beberapa putera dan puteri. Diantaranya yang menjadi penerusnya adalah Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Ketika Kesultanan Demak (25 kilometer arah selatan kota Kudus) hendak didirikan, Sunan Ampel turut membidani lahirnya kerajaan Islam pertama di Jawa itu. Ia pula yang menunjuk muridnya Raden Patah, putra dari Prabu Brawijaya V raja Majapahit, untuk menjadi Sultan Demak tahun 1475 M.
Di Ampel Denta yang berawa-rawa, daerah yang dihadiahkan Raja Majapahit, ia membangun mengembangkan pondok pesantren. Mula-mula ia merangkul masyarakat sekitarnya. Pada pertengahan Abad 15, pesantren tersebut menjadi sentra pendidikan yang sangat berpengaruh di wilayah Nusantara bahkan mancanegara. Di antara para santrinya adalah Sunan Giri dan Raden Patah. Para santri tersebut kemudian disebarnya untuk berdakwah ke berbagai pelosok Jawa dan Madura. Sunan Ampel menganut fikih mahzab Hanafi. Namun, pada para santrinya, ia hanya memberikan pengajaran sederhana yang menekankan pada penanaman akidah dan ibadah. Dia-lah yang mengenalkan istilah "Mo Limo" (moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon). Yakni seruan untuk "tidak berjudi, tidak minum minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkotik, dan tidak berzina." Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481 M di Demak dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya.
Sunan Bonang
Ia anak Sunan Ampel, yang berarti juga cucu Maulana Malik Ibrahim. Nama kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Lahir diperkirakan 1465 M dari seorang perempuan bernama Nyi Ageng Manila, puteri seorang adipati di Tuban. Sunan Bonang belajar agama dari pesantren ayahnya di Ampel Denta. Setelah cukup dewasa, ia berkelana untuk berdakwah di berbagai pelosok Pulau Jawa. Mula-mula ia berdakwah di Kediri, yang mayoritas masyarakatnya beragama Hindu. Di sana ia mendirikan Masjid Sangkal Daha. Ia kemudian menetap di Bonang -desa kecil di Lasem, Jawa Tengah -sekitar 15 kilometer timur kota Rembang. Di desa itu ia membangun tempat pesujudan/zawiyah sekaligus pesantren yang kini dikenal dengan nama Watu Layar. Ia kemudian dikenal pula sebagai imam resmi pertama Kesultanan Demak, dan bahkan sempat menjadi panglima tertinggi. Meskipun demikian, Sunan Bonang tak pernah menghentikan kebiasaannya untuk berkelana ke daerah-daerah yang sangat sulit. Ia acap berkunjung ke daerah-daerah terpencil di Tuban, Pati, Madura maupun Pulau Bawean. Di Pulau inilah, pada 1525 M ia meninggal. Jenazahnya dimakamkan di Tuban, di sebelah barat Masjid Agung, setelah sempat diperebutkan oleh masyarakat Bawean dan Tuban. Tak seperti Sunan Giri yang lugas dalam fikih, ajaran Sunan Bonang memadukan ajaran ahlussunnah bergaya tasawuf dan garis salaf ortodoks. Ia menguasai ilmu fikih, usuludin, tasawuf, seni, sastra dan arsitektur. Masyarakat juga mengenal Sunan Bonang sebagai seorang yang piawai mencari sumber air di tempat-tempat gersang.Ajaran Sunan Bonang berintikan pada filsafat 'cinta'('isyq). Sangat mirip dengan kecenderungan Jalalludin Rumi. Menurut Bonang, cinta sama dengan iman, pengetahuan intuitif (makrifat) dan kepatuhan kepada Allah SWT atau haq al yaqqin. Ajaran tersebut disampaikannya secara populer melalui media kesenian yang disukai masyarakat. Dalam hal ini, Sunan Bonang bahu-membahu dengan murid utamanya, Sunan Kalijaga. Sunan Bonang banyak melahirkan karya sastra berupa suluk, atau tembang tamsil. Salah satunya adalah "Suluk Wijil" yang tampak dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa'id Al Khayr (wafat pada 899). Suluknya banyak menggunakan tamsil cermin, bangau atau burung laut. Sebuah pendekatan yang juga digunakan oleh Ibnu Arabi, Fariduddin Attar, Rumi serta Hamzah Fansuri. Sunan Bonang juga menggubah gamelan Jawa yang saat itu kental dengan estetika Hindu, dengan memberi nuansa baru. Dialah yang menjadi kreator gamelan Jawa seperti sekarang, dengan menambahkan instrumen bonang. Gubahannya ketika itu memiliki nuansa dzikir yang mendorong kecintaan pada kehidupan transedental (alam malakut). Tembang "Tombo Ati" adalah salah satu karya Sunan Bonang. Dalam pentas pewayangan, Sunan Bonang adalah dalang yang piawai membius penontonnya. Kegemarannya adalah menggubah lakon dan memasukkan tafsir-tafsir khas Islam. Kisah perseteruan Pandawa-Kurawa ditafsirkan Sunan Bonang sebagai peperangan antara nafi (peniadaan) dan 'isbah (peneguhan).
Sunan Kalijaga
Dialah "wali" yang namanya paling banyak disebut masyarakat Jawa. Ia lahir sekitar tahun 1450 Masehi. Ayahnya adalah Arya Wilatikta, Adipati Tuban -keturunan dari tokoh pemberontak Majapahit, Ronggolawe. Masa itu, Arya Wilatikta diperkirakan telah menganut Islam. Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Ia juga memiliki sejumlah nama panggilan seperti Lokajaya,Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman.Terdapat beragam versi menyangkut asal-usul nama Kalijaga yang disandangnya.Masyarakat Cirebon berpendapat bahwa nama itu berasal dari dusun Kalijaga di Cirebon. Sunan Kalijaga memang pernah tinggal di Cirebon dan bersahabat erat dengan Sunan Gunung Jati. Kalangan Jawa mengaitkannya dengan kesukaan wali ini untuk berendam ('kungkum') di sungai (kali) atau "jaga kali". Namun ada yang menyebut istilah itu berasal dari bahasa Arab "qadli dzaqa" yang menunjuk statusnya sebagai "penghulu suci" kesultanan. Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan Senopati. Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang "tatal" (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga. Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung "sufistik berbasis salaf" -bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah. Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap: mengikuti sambil mempengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang. Maka ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Dialah pencipta Baju takwa, perayaan sekatenan, grebeg maulud, Layang Kalimasada, lakon wayang Petruk Jadi Raja. Lanskap pusat kota berupa Kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini sebagai karya Sunan Kalijaga.
Metode dakwah tersebut sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga. Di antaranya adalah Adipati Padanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, serta Pajang (sekarang Kotagede - Yogya). Sunan Kalijaga dimakamkan di Kadilangu -selatan Demak
Sunan Gunung Jati
Banyak kisah tak masuk akal yang dikaitkan dengan Sunan Gunung Jati. Diantaranya adalah bahwa ia pernah mengalami perjalanan spiritual seperti Isra' Mi'raj, lalu bertemu Rasulullah SAW, bertemu Nabi Khidir, dan menerima wasiat Nabi Sulaeman. (Babad Cirebon Naskah Klayan hal.xxii). Semua itu hanya mengisyaratkan kekaguman masyarakat masa itu pada Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah diperkirakan lahir sekitar tahun 1448 M. Ibunya adalah Nyai Rara Santang, putri dari raja Pajajaran Raden Manah Rarasa. Sedangkan ayahnya adalah Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda, pembesar Mesir keturunan Bani Hasyim dari Palestina. Syarif Hidayatullah mendalami ilmu agama sejak berusia 14 tahun dari para ulama Mesir. Ia sempat berkelana ke berbagai negara. Menyusul berdirinya Kesultanan Bintoro Demak, dan atas restu kalangan ulama lain, ia mendirikan Kasultanan Cirebon yang juga dikenal sebagai Kasultanan Pakungwati.
Dengan demikian, Sunan Gunung Jati adalah satu-satunya "wali songo" yang memimpin pemerintahan. Sunan Gunung Jati memanfaatkan pengaruhnya sebagai putra Raja Pajajaran untuk menyebarkan Islam dari pesisir Cirebon ke pedalaman Pasundan atau Priangan. Dalam berdakwah, ia menganut kecenderungan Timur Tengah yang lugas. Namun ia juga mendekati rakyat dengan membangun infrastruktur berupa jalan-jalan yang menghubungkan antar wilayah. Bersama putranya, Maulana Hasanuddin, Sunan Gunung Jati juga melakukan ekspedisi ke Banten. Penguasa setempat, Pucuk Umum, menyerahkan sukarela penguasaan wilayah Banten tersebut yang kemudian menjadi cikal bakal Kesultanan Banten. Pada usia 89 tahun, Sunan Gunung Jati mundur dari jabatannya untuk hanya menekuni dakwah. Kekuasaan itu diserahkannya kepada Pangeran Pasarean. Pada tahun 1568 M, Sunan Gunung Jati wafat dalam usia 120 tahun, di Cirebon (dulu Carbon). Ia dimakamkan di daerah Gunung Sembung, Gunung Jati, sekitar 15 kilometer sebelum kota Cirebon dari arah barat.
Sunan Kudus
Nama kecilnya Jaffar Shadiq. Ia putra pasangan Sunan Ngudung dan Syarifah (adik Sunan Bonang), anak Nyi Ageng Maloka. Disebutkan bahwa Sunan Ngudung adalah salah seorang putra Sultan di Mesir yang berkelana hingga di Jawa. Di Kesultanan Demak, ia pun diangkat menjadi Panglima Perang. Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian ia berkelana ke berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga Gunung Kidul. Cara berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga: sangat toleran pada budaya setempat. Cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Itu sebabnya para wali --yang kesulitan mencari pendakwah ke Kudus yang mayoritas masyarakatnya pemeluk teguh-menunjuknya. Cara Sunan Kudus mendekati masyarakat Kudus adalah dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha. Hal itu terlihat dari arsitektur masjid Kudus. Bentuk menara, gerbang dan pancuran/padasan wudhu yang melambangkan delapan jalan Budha. Sebuah wujud kompromi yang dilakukan Sunan Kudus. Suatu waktu, ia memancing masyarakat untuk pergi ke masjid mendengarkan tabligh-nya. Untuk itu, ia sengaja menambatkan sapinya yang diberi nama Kebo Gumarang di halaman masjid. Orang-orang Hindu yang mengagungkan sapi, menjadi simpati. Apalagi setelah mereka mendengar penjelasan Sunan Kudus tentang surat Al Baqarah yang berarti "sapi betina". Sampai sekarang, sebagian masyarakat tradisional Kudus, masih menolak untuk menyembelih sapi.Sunan Kudus juga menggubah cerita-cerita ketauhidan. Kisah tersebut disusunnya secara berseri, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti kelanjutannya. Sebuah pendekatan yang tampaknya mengadopsi cerita 1001 malam dari masa kekhalifahan Abbasiyah. Dengan begitulah Sunan Kudus mengikat masyarakatnya.
Bukan hanya berdakwah seperti itu yang dilakukan Sunan Kudus. Sebagaimana ayahnya, ia juga pernah menjadi Panglima Perang Kesultanan Demak. Ia ikut bertempur saat Demak, di bawah kepemimpinan Sultan Prawata, bertempur melawan Adipati Jipang, Arya Penangsang.
Sunan Muria
Ia putra Dewi Saroh --adik kandung Sunan Giri sekaligus anak Syekh Maulana Ishak, dengan Sunan Kalijaga. Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Nama Muria diambil dari tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, 18 kilometer ke utara kota Kudus.Gaya berdakwahnya banyak mengambil cara ayahnya, Sunan Kalijaga. Namun berbeda dengan sang ayah, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam. Bergaul dengan rakyat jelata, sambil mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok tanam, berdagang dan melaut adalah kesukaannya. Sunan Muria seringkali dijadikan pula sebagai penengah dalam konflik internal di Kesultanan Demak (1518-1530), Ia dikenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan berbagai masalah betapapun rumitnya masalah itu. Solusi pemecahannya pun selalu dapat diterima oleh semua pihak yang berseteru. Sunan Muria berdakwah dari Jepara, Tayu, Juana hingga sekitar Kudus dan Pati. Salah satu hasil dakwahnya lewat seni adalah lagu Sinom dan Kinanti .
Kamis, 03 Desember 2009
Membuka topeng sejarah dunia
Begitu banyak sejarah yang ternyata ketika diklarifikasi, mengandung begitu banyak kekeliruan –atau kebohongan–. Bukan saja penyimpangan yang terjadi dalam sejarah yang menyebar secara lisan, melainkan juga sejarah-sejarah yang tercatat dalam buku teks wajib sekolah. Baik SD, SMP, SMA, maupun untuk umum. Ini berbahaya, karena lewat catatan sejarah seseorang akan mudah diganggu paradigmanya tentang sesuatu. Apalagi jika sejarah itu tercatat dalam buku teks pelajaran yang secara sugesti apapun isinya akan dianggap benar oleh siswa.
Jadi, pelajaran pertama, jangan telan mentah-mentah apa yang tertulis dalam buku manapun. Selalu bandingkan dengan informasi lain, karena tak ada analisa seseorang yang tak dibumbui pandangan pribadi. Ini berlaku juga untuk segala macam sumber berita seperti media cetak dan elektronik.
Jejak sejarah bisa dipakai untuk mengendalikan pikiran publik mengenai sesuatu hal, sehingga bisa membuat seseorang mencintai atau membenci dengan sangat seorang tokoh atau kelompok. Inilah yang selalu jadi alasan kenapa ada orang-orang yang ingin memanipulasi sejarah.
Kebohongan Terbesar adalah Yahudi
Kebohongan terbesar sepanjang sejarah yang penulis tahu adalah kebohongan mengenai siapa pemilik asli tanah Palestina. Sumber sejarah Yahudi menyatakan bahwa tanah Palestina itu milik kaum Yahudi, sehingga jika Yahudi ingin pulang dan bernaung maka harus di sana. Faktanya, jauh sebelum bani Israil dibebaskan oleh Nabi Musa dari Mesir, Palestina telah ditinggali bangsa lain, yakni bangsa Palestina sekarang. Efek dari sejarah ini adalah menjadi tuntutan bagi Inggris untuk menyerahkan wilayah Palestina sebagai jajahan pada Perang Dunia II kepada kaum Yahudi. Parahnya lagi, inilah juga yang menjadi alasan halal-nya darah orang Palestina dan bolehnya buldoser-buldoser Israel menghancurkan rumah penduduk di mil demi mil tanah Palestina.
Tidak hanya itu, Yahudi juga membuat sebuah sejarah palsu mengenai Holocaust. Sejarah itu menyatakan bahwa terjadi pembantaian 6 juta orang Yahudi oleh Nazi Jerman di masa kepemimpinan Hitler. Padahal faktanya, Yahudi di Jerman saat itu tidak lebih dari hitungan ratusan ribu saja. Kebohongan ini jauh-jauh hari sudah dirancang oleh konspirasi Zionis agar suatu hari bisa menjadi dalih perbuatannya. Mereka mengatakan bahwa Yahudi telah disakiti seluruh penduduk dunia yang diam ketika pembantaian dan pelanggaran hak asasi dunia terjadi, sehingga dengan sejarah ini mereka bisa menuntut dunia.
Luar biasanya mereka sukses, di Eropa seorang penentang Holocaust akan berhadapan dengan undang-undang yang sangat berat. Mengejek Yahudi apapun bentuknya akan dianggap sebagai anti-semit, sebuah pernyataan rasisme kepada kaum Yahudi, yang pelanggarnya akan berurusan dengan pengadilan. Tetapi, satu lagi manipulasi sejarah, jika ditelusuri ternyata pernyataan anti-semit yang hanya ditujukan untuk kaum Yahudi adalah salah. Semit merujuk kepada sebuah suku bangsa yang hidup di semenanjung Palestina, dimana tentu bangsa asli Palestina pun termasuk.
Dengan manipulasi sejarah kecil yang menyatakan bahwa Palestina asli milik Yahudi dan Holocaust pembantaian oleh Nazi, jangan harap untuk melakukan demonstrasi di Eropa untuk mendukung perjuangan Palestina, karena itu dianggap sebagai sebuah pelanggaran rasis anti-semit. Sehingga tak aneh jika Israel serasa tak ada yang mengecam dari dunia Barat soal perbuatannya melakukan genosidanya di Palestina. Juga Jerman hingga sekarang dihantui rasa bersalah kepada Israel, dan terpaksa terkadang harus memberikan beberapa alat tempurnya kepada Israel sebagai bentuk tanggung jawabnya.
Sejarah itu sakti bukan?
Dunia Dark Age Palsu
Bagaimanapun bentuknya sejarah pasti memuat sudut pandang dari sebuah sisi, dan hari ini sejarah dunia masih berkiblat pada Barat. Anda tahu dark age? Dunia Barat menyatakan periode abad ke-7 sebagai masa kegelapan bagi dunia, baik dari segi budaya, teknologi maupun seni. Mereka membawa kata “dunia” disini, padahal yang mengalami masa kegelapan hanya dunia Barat saja, sedangkan di dunia Arab sedang terjadi kemajuan peradaban yang sangat-sangat pesat.
Disaat bangsa eropa menemukan roda dari batu, ternyata bangsa Arab sudah memandang jauh ke luar angkasa untuk mengamati pergerakan matahari, bintang dan planet. Juga disaat bangsa eropa berdebat apa bumi itu kotak atau datar, bangsa Arab telah membuat peta sampai ke Indonesia. Bangsa Arab dalam masa yang disebutkan sebagai dark age dunia, mampu membuat mesiu, bangunan mewah nan megah, perpustakaan raksasa, kota Metropolitan Baghdad, melayari lautan hingga Spanyol dan Indonesia, dan lain-lain.
Dinamakan dark age, karena memakai sudut pandang Barat, bukan dunia yang nyatanya sudah maju saat itu. Menurut beberapa ahli, pengistilahan ini disengaja. Para sejarawan Barat hanya bisa menelusuri sejarah kebelakang dan terhenti di abad ke-8, lebih lama dari itu mereka menyerah dan menyatakan bahwa itu periode kegelapan yang tidak perlu dibahas karena tidak ada muatan sejarahnya. Ya, karena mereka ingin menutupi dan menafiqkan pencapaian luar biasa peradaban Islam yang bisa tumbuh dengan membawa perkembangan dahsyat teknologi, seni dan budaya. Ketika fakta sejarah ini tertutupi, lemah izzah (harga diri) seorang muslim, yang kemudian berefek pada ketidakbanggaannya terhadap agamanya sendiri.
Kini anda telah tahu, maka berbanggalah pada agama anda.
Media Dunia: Islam Teroris
Tema ini mungkin sudah basi karena dibahas di seluruh media dunia. Apalagi BBC dan CNN yang tak ayal lagi adalah sarang doktrin Israeliyat. Sejak tragedi terorisme yang menabrakan dua buah pesawat kepada gedung tertinggi dan terbanyak perputaran uangnya saat itu, World Trade Center. Islam langsung didiskreditkan oleh seluruh media dunia. Osama bin Laden dengan Al Qaeda-nya langsung jadi incaran seluruh tentara dunia. Padahal, ada sumber yang menyatakan bahwa Al Qaeda itu hasil bentukan badan intelijen Inggris, yang tidak menutup kemungkinan itu misi yang sengaja dilakukan untuk perusakan citra Islam. Sedangkan sumber lain menyatakan CIA lah yang sengaja menabrakan lalu melemparkan tuduhan pada Al Qaeda dengan menggarisbawahi kuat-kuat kata Islamnya. Entah mana yang benar, yang jelas sejak saat ini seluruh media dunia mengidentikkan Islam dengan teroris.
Fenomena yang unik, disaat Islam ditekan oleh media karena tragedi ini, ternyata sikap kritis orang Eropa membuat sebuah gelombang besar mualaf. Rasa penasaran mereka menuntut mereka membuka referensi benar soal Islam, lalu melihat indahnya Islam banyak yang mendapat hidayah.
Bertahun kemudian Amerika meminta izin kepada PBB untuk mengubrak-abrik salah satu negara kaya minyak, Iraq, dengan alasan mengendus keberadaan Al Qaeda dan Osama bin Laden. Setelah membuat pemerintahan sah Saddam Husein hancur, dan mengubrak-abrik kehidupan berbangsa dan bernegara rakyat Iraq, Amerika tetap tak bisa menemukan teroris yang dimaksud. Malah lebih banyak yang terlihat adalah helikopter berbaling-baling dua model Apache berlalu lalang yang dicurigai mengangkut barel-barel minyak Iraq.
Habis masa izin dari PBB melakukan agresi, Amerika merasa tak ingin melemahkan cengkraman terhadap negara 1001 malam itu, lalu Amerika mencari fitnah dengan menyebut Saddam Husein menyimpan senjata pemusnah massal yang harus diamankan Amerika. Akhirnya dengan alasan ini PBB kembali mengizinkan pendudukan. Beberapa tahun lalu Saddam Husein sebagai pemegang kekuasaan Iraq, dianggap sebagai penanggung jawab keberadaan senjata ini, dan telah dihukum mati tanpa peradilan yang sah di Amerika. Hingga kini senjata keramat itu tak pernah terbukti ada.
Takut PBB menarik izin agresinya, Amerika kembali mengeluarkan pernyataan tanpa dasar, bahwa Al Qaeda telah pindah ke Afghanistan. PBB pun lagi-lagi memberi izin untuk melakukan penyisiran militer memburu teroris. Bukan Al Qaeda yang didapat, Amerika malah berhadapan dengan gerakan Taliban yang memperjuangkan Afghanistan tidak diinjak oleh penjajah Amerika. Bukannya sadar dan segera pergi, Amerika malah mengeluarkan pernyataan bahwa Taliban termasuk teroris yang harus diberangus.
PBB kembali mendukung, dan kembali memberi izin kepada Amerika untuk menghancurkan “teroris” itu. Bahkan boleh menyebrang ke Pakistan, karena Taliban juga bermarkas disana. Sampai saat ini, inilah yang terjadi. Entah sampai kapan, dan berapa korban lagi yang harus dipertaruhkan karena sebuah kebohongan sejarah ini.
Sejak kebohongan pertama, dengan masifnya pemberitaan media penduduk Barat mengalami Islamophobia parah. Tumbuh gerakan frontal anti Islam dan maraknya pelecehan terhadap kaum muslim di negara-negara Amerika dan Eropa.
Makanya, kita juga harus hati-hati menyimak sebuah informasi, bisa gawat jika termakan doktrin ini.
Kisah Sendu Spanyol
Dibawa oleh pasukan Thariq bin Ziyad yang terkenal dengan kisahnya yang membakar armada perahu yang menyebrangkan pasukan sampai ke Spanyol sehingga hanya menyisakan pasukan dengan benteng musuh, tak ada jalan mundur. Islam pun berhasil menundukan wilayah Andalusia (Spanyol). Peradaban disana langsung tumbuh begitu cepat. Dibangunlah banyak universitas Islam ternama, masjid-masjid megah, perpustakaan, dan lain sebagainya, yang membuat Spanyol jadi pusat peradaban Eropa saat itu. Banyak cendekiawan eropa yang menuntut ilmu di Spanyol ini. Masyarakat saat itu begitu memegang teguh ajaran Islam, maka terciptalah kehidupan sejati masyarakat muslim.
Beberapa kali diserang oleh pasukan Kristiani tak menggoyahkan kedaulatan Andalusia. Hingga akhirnya pasukan salibis hampir putus asa. Lalu munculah seorang tokoh bernama Napoleon Bonaparte dari Prancis, yang memiliki ide jitu untuk melemahkan Andalusia. Bukannya pasukan yang ia kirim, melainkan selundupan alkohol, alat musik gitar, foto syahwat, dan lain-lain. Alhasil, generasi Islam disana mulailah mengenal kemaksiatan dan terlena dengan itu. Sebagian dari mereka mulai melupakan budaya Islam dan kehidupan seharusnya seorang muslim. Mereka lebih memilih alunan musik gitar dibandingkan lantunan ayat ilahiyah. Maka secara perlahan kekuatan kaum Muslim berkurang banyak. Lalu dalam satu hentakan Napoleon Berhasil menundukan Madrid.
Apa yang dilakukan Napoleon setelah berhasil menguasai Spanyol adalah membakar seluruh buku yang ada di perpustakaan-perpustakaan, meruntuhkan seluruh bangunan berciri Islami, masjid-masjid, membantai sebagian muslim yang tidak mau masuk agama kristen di tiang gantungan, hingga benar-benar Islam tak pernah berjejak singgah di bumi Andalusia. Hingga ada sebuah sejarah dimana kaum muslim yang menolak ajaran kristen dijanjikan selamat oleh Napoleon asal melakukan migrasi ke luar wilayah Spanyol dengan kapal yang telah disiapkan. Setelah ribuan orang masuk ke kapal, di tengah laut kapal itu ditenggelamkan oleh armada Napoleon. Saat itu kaum muslimin benar-benar dihancurkan, dan semua itu karena kesalahan di pihak kaum muslimin sendiri yang terlena hanya dengan alkohol dan gitar.
Ketika para ayah disalib di alun-alun kota, para ibu dizinahi oleh para kaum kafir lalu digantung di tengah lapangan dengan keadaan telanjang tanpa belas kasih. Darah mengalir di setiap jalan di Spanyol. Api terlihat menghiasi setiap rumah yang didalamnya dulu pernah dilantunkan ayat-ayat indah Al Quran. Masjid yang didalamnya senantiasa diapakai untuk menyembah Allah diluluh lantahkan tinggal reruntuhan. Lalu anak-anak kecil yang belum mengerti apa-apa diambil oleh mereka, diganti namanya, dididik dengan paham gereja, dan didoktrinkan untuk membenci Islam.
Apakah akan seperti itu Indonesia?
Penghancur Kekhalifahan = Pahlawan
Kekhalifahan Turki Ottoman runtuh pada tahun 1922, dunia Barat menyebutnya sebagai kemerdekaan dan kemenangan konstitusi demokrasi. Menyebut Mustafa Kemal Ataturk sebagai pahlawan revolusioner, dan memberinya gelar “Bapak Turki”. Padahal Mustafa Kemal ini merupakan seorang munafik yang berdarah Yahudi, yang dikonspirasikan oleh gerakan Yahudi Internasional untuk masuk dalam struktur militer Turki kemudian menjadi pemimpin operasi kudeta terhadap Sultan Hamid II, sang khalifah terkahir.
Setelah dia naik tahta dia mengganti hukum syariah menjadi sekuler konservatif. Pengenaan jilbab di seluruh negeri dilarang, bahasa Arab haram digunakan termasuk untuk adzan yang hanya boleh dengan bahasa turki, penduduk Turki wajib memakai topi Barat yang sebelumnya selalu diidentikan dengan simbol kekafiran, dan lain-lain. Semasa hidupnya Ataturk memperlihatkan watak yang sangat benci agama, pernah dia saat itu lewat di depan masjid yang masih mengumandangkan adzan dengan bahasa Arab, maka sesaat itu juga ia memerintahkan untuk merobohkan masjid itu.
Tak aneh ketika akhir masa hidupnya ia mengalami sakratul maut yang begitu mengerikan. Perutnya membusung, pahanya membengkak, mukanya mengecil, terkena penyakit kelamin, darahnya telah dicampuri alkoholm dari hidungnya keluar darah, dan lain-lain yang terlalu menjijikan untuk dideskripsikan. Dalam keadaan seperti itu ia tetap berpesan untuk jangan menyolatkannya jika sampai ajalnya. Seperti inikah pahlawan menurut sudut pandang Barat?
Jangan sampai sejarah ini mengotori pandangan kita tentang Islam dan kekhalifahan.
Islam Menyentuh Nusantara di Masa Rasulullah
Jika memandang sejarah mengenai nusantara dari sisi Barat akan kita temukan juga bahwa Snouck Hugronje, seorang ilmuwan Barat yang belakangan diketahui juga berdarah Yahudi menyatakan Islam masuk Indonesia di abad ke-14 lewat pedagang Gujarat. Itulah yang banyak tertulis di buku teks pelajaran sejarah kita. Sejarah ini sudah banyak ditentang oleh cendekiawan-cendekiawan lain dengan mengungkapkan sejuta kebenaran, salah satunya Dr. HAMKA. Faktanya Islam masuk ke Indonesia bahkan ketika Rasulullah masih hidup.
Kalau anda pernah dengar pembalseman mumi dengan kapur barus yang digunakan Firaun Mesir di masa Nabi Musa, itu ternyata adalah sebuah mineral yang diambil dari kampung Barus di dataran Sumatra. Itu bukti kuat bahwa Indonesia jauh-jauh hari sudah terjalin hubungan dengan dunia Timur Tengah, sehingga apa urusannya Islam harus menunggu hingga abad ke-14 untuk menyentuh nusantara. Bukti lain, ternyata ditemukan sebuah peta kuno perjalanan pelayaran dari Timur Tengah ke Nusantara dari masa kekhalifahan Khulafaurrasyidin. Sebuah peta kuno yang termasuk sudah detil menggambarkan bentuk kepulauan Indonesia. Fyi, pada saat yang sama dunia Barat masih berdebat apa bentuk sebenarnya Bumi.
Jadi bangga bukan, Nusantara sudah tersyiar Islam sejak masa Rasulullah?
Gajah Mada Pahlawan?
Kalau sejarah dunia berkiblat pada Barat, ternyata sejarah negeri Indonesia juga tak terlepas dari sudut pandang tidak netral, yakni hanya dilihat dari sisi Jawa. Contoh mudahnya, anda pasti mengenal Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit di masa lampau. Gajah Mada bersumpah untuk tidak memakan buah palapa sebelum berhasil mendudukan seluruh wilayah nusantara, atau yang kita kenal dengan sumpah palapa.
Dalam pandangan orang Jawa, versi yang juga tercetak di seluruh buku teks sejarah sekolah di seluruh Indonesia, menyebut Gajah Mada sebagai pahlawan pemersatu nusantara. Padahal jika dilihat dari pandangan sisi orang Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lain, Gajah Mada dikenal tak lebih dari seorang agresor dan penjajah yang ambisius dan bengis. Entah karena termakan paradigma buku sejarah atau tidak, penulis pun tak menafiqkan jasanya sehingga suatu hari ada wilayah yang disebut Indonesia ini.
Makanya, tentu akan lebih arif jika memandang sejarah ini dari berbagai sisi.
G30S dan NII
Masih banyak pembelokan maupun penutupan sejarah yang harusnya kita tahu. Semisal konspirasi G30S yang menculik tujuh Jenderal Angkatan Darat, divoniskan begitu saja pada PKI dalam buku sejarah kita. Padahal kabar yang beredar menyebutkan itu belum tentu, bisa saja bahwa sutradaranya Soeharto dan/atau Badan Intelijen Amerika (CIA). Kemudian sejarah yang menyatakan bahwa Negara Islam Indonesia versi Kartosuwiryo yang disebut-sebut melakukan pemberontakan kepada pemerintah sehingga akhirnya harus diberangus, ternyata meninggalkan fakta bahwa ketika perang kemerdekaan memang ada perjanjian antara otoritas calon pemerintah Indonesia dengan NII.
Perjanjian itu menyatakan bahwa NII yang punya garda militer Hizbullah dan Sabilillah siap membantu perjuangan Indonesia melawan Belanda dan Jepang dengan balasannya ketika terbentuk pemerintahan harus diberlakukan syariat Islam bagi umat Islam. Sayang perjanjian ini dilanggar oleh otoritas pemerintahan yang berubah pandangan hanya dengan lobi minoritas yang tak setuju, padahal minoritas itu sama sekali tak ada hubungannya dengan perjanjian ini.
Karena pihak otoritas tidak jadi menyariatkan hukum Indonesia, NII Kartosuwiryo kemudian bergerak secara independen dengan menyiarkan syariat dari rumah ke rumah. Ketika TNI Angkatan Darat meninggalkan tanah Jawa Barat saat itu untuk membantu mobilisasi Serangan Umum, tentara NII tetap tinggal mengangkat senjata dan menghabisi tentara sekutu yang datang ke Jawa Barat. Saat itu juga karena melihat keberhasilan syiar dari rumah ke rumah dimana hasilnya hampir seluruh rakyat Jawa Barat bersimpati kepada NII, Kartosuwiryo menyatakan Jawa Barat di bawah hukum syariat.
Namun saat kembali ke tanah priangan, TNI berperang dengan tentara NII, dengan dalih bahwa TNI melihat tentara NII sebagai tentara liar yang menganggu kedaulatan nusantara. Padahal ini karena adanya manipulasi politik, ada pihak yang benci syariat Islam tegak. Untuk membendung pergerakan dan menipiskan simpati rakyat, serta merta otoritas pun menfitnahnya sebagai pemberontak. Tetapi, perlu diingat bahwa NII Kartosuwiryo yang memiliki cita-cita luhur dulu berbeda dengan NII sekarang yang telah difatwa sesat oleh MUI.
Itu baru sebagian saja, dalam buku teks sejarah kita memang yang paling banyak perlu diklarifikasi, karena bukan omong kosong di zaman orde baru kurikulum pendidikan jadi alat politik rezim berkuasa.
Jadi, pelajaran pertama, jangan telan mentah-mentah apa yang tertulis dalam buku manapun. Selalu bandingkan dengan informasi lain, karena tak ada analisa seseorang yang tak dibumbui pandangan pribadi. Ini berlaku juga untuk segala macam sumber berita seperti media cetak dan elektronik.
Jejak sejarah bisa dipakai untuk mengendalikan pikiran publik mengenai sesuatu hal, sehingga bisa membuat seseorang mencintai atau membenci dengan sangat seorang tokoh atau kelompok. Inilah yang selalu jadi alasan kenapa ada orang-orang yang ingin memanipulasi sejarah.
Kebohongan Terbesar adalah Yahudi
Kebohongan terbesar sepanjang sejarah yang penulis tahu adalah kebohongan mengenai siapa pemilik asli tanah Palestina. Sumber sejarah Yahudi menyatakan bahwa tanah Palestina itu milik kaum Yahudi, sehingga jika Yahudi ingin pulang dan bernaung maka harus di sana. Faktanya, jauh sebelum bani Israil dibebaskan oleh Nabi Musa dari Mesir, Palestina telah ditinggali bangsa lain, yakni bangsa Palestina sekarang. Efek dari sejarah ini adalah menjadi tuntutan bagi Inggris untuk menyerahkan wilayah Palestina sebagai jajahan pada Perang Dunia II kepada kaum Yahudi. Parahnya lagi, inilah juga yang menjadi alasan halal-nya darah orang Palestina dan bolehnya buldoser-buldoser Israel menghancurkan rumah penduduk di mil demi mil tanah Palestina.
Tidak hanya itu, Yahudi juga membuat sebuah sejarah palsu mengenai Holocaust. Sejarah itu menyatakan bahwa terjadi pembantaian 6 juta orang Yahudi oleh Nazi Jerman di masa kepemimpinan Hitler. Padahal faktanya, Yahudi di Jerman saat itu tidak lebih dari hitungan ratusan ribu saja. Kebohongan ini jauh-jauh hari sudah dirancang oleh konspirasi Zionis agar suatu hari bisa menjadi dalih perbuatannya. Mereka mengatakan bahwa Yahudi telah disakiti seluruh penduduk dunia yang diam ketika pembantaian dan pelanggaran hak asasi dunia terjadi, sehingga dengan sejarah ini mereka bisa menuntut dunia.
Luar biasanya mereka sukses, di Eropa seorang penentang Holocaust akan berhadapan dengan undang-undang yang sangat berat. Mengejek Yahudi apapun bentuknya akan dianggap sebagai anti-semit, sebuah pernyataan rasisme kepada kaum Yahudi, yang pelanggarnya akan berurusan dengan pengadilan. Tetapi, satu lagi manipulasi sejarah, jika ditelusuri ternyata pernyataan anti-semit yang hanya ditujukan untuk kaum Yahudi adalah salah. Semit merujuk kepada sebuah suku bangsa yang hidup di semenanjung Palestina, dimana tentu bangsa asli Palestina pun termasuk.
Dengan manipulasi sejarah kecil yang menyatakan bahwa Palestina asli milik Yahudi dan Holocaust pembantaian oleh Nazi, jangan harap untuk melakukan demonstrasi di Eropa untuk mendukung perjuangan Palestina, karena itu dianggap sebagai sebuah pelanggaran rasis anti-semit. Sehingga tak aneh jika Israel serasa tak ada yang mengecam dari dunia Barat soal perbuatannya melakukan genosidanya di Palestina. Juga Jerman hingga sekarang dihantui rasa bersalah kepada Israel, dan terpaksa terkadang harus memberikan beberapa alat tempurnya kepada Israel sebagai bentuk tanggung jawabnya.
Sejarah itu sakti bukan?
Dunia Dark Age Palsu
Bagaimanapun bentuknya sejarah pasti memuat sudut pandang dari sebuah sisi, dan hari ini sejarah dunia masih berkiblat pada Barat. Anda tahu dark age? Dunia Barat menyatakan periode abad ke-7 sebagai masa kegelapan bagi dunia, baik dari segi budaya, teknologi maupun seni. Mereka membawa kata “dunia” disini, padahal yang mengalami masa kegelapan hanya dunia Barat saja, sedangkan di dunia Arab sedang terjadi kemajuan peradaban yang sangat-sangat pesat.
Disaat bangsa eropa menemukan roda dari batu, ternyata bangsa Arab sudah memandang jauh ke luar angkasa untuk mengamati pergerakan matahari, bintang dan planet. Juga disaat bangsa eropa berdebat apa bumi itu kotak atau datar, bangsa Arab telah membuat peta sampai ke Indonesia. Bangsa Arab dalam masa yang disebutkan sebagai dark age dunia, mampu membuat mesiu, bangunan mewah nan megah, perpustakaan raksasa, kota Metropolitan Baghdad, melayari lautan hingga Spanyol dan Indonesia, dan lain-lain.
Dinamakan dark age, karena memakai sudut pandang Barat, bukan dunia yang nyatanya sudah maju saat itu. Menurut beberapa ahli, pengistilahan ini disengaja. Para sejarawan Barat hanya bisa menelusuri sejarah kebelakang dan terhenti di abad ke-8, lebih lama dari itu mereka menyerah dan menyatakan bahwa itu periode kegelapan yang tidak perlu dibahas karena tidak ada muatan sejarahnya. Ya, karena mereka ingin menutupi dan menafiqkan pencapaian luar biasa peradaban Islam yang bisa tumbuh dengan membawa perkembangan dahsyat teknologi, seni dan budaya. Ketika fakta sejarah ini tertutupi, lemah izzah (harga diri) seorang muslim, yang kemudian berefek pada ketidakbanggaannya terhadap agamanya sendiri.
Kini anda telah tahu, maka berbanggalah pada agama anda.
Media Dunia: Islam Teroris
Tema ini mungkin sudah basi karena dibahas di seluruh media dunia. Apalagi BBC dan CNN yang tak ayal lagi adalah sarang doktrin Israeliyat. Sejak tragedi terorisme yang menabrakan dua buah pesawat kepada gedung tertinggi dan terbanyak perputaran uangnya saat itu, World Trade Center. Islam langsung didiskreditkan oleh seluruh media dunia. Osama bin Laden dengan Al Qaeda-nya langsung jadi incaran seluruh tentara dunia. Padahal, ada sumber yang menyatakan bahwa Al Qaeda itu hasil bentukan badan intelijen Inggris, yang tidak menutup kemungkinan itu misi yang sengaja dilakukan untuk perusakan citra Islam. Sedangkan sumber lain menyatakan CIA lah yang sengaja menabrakan lalu melemparkan tuduhan pada Al Qaeda dengan menggarisbawahi kuat-kuat kata Islamnya. Entah mana yang benar, yang jelas sejak saat ini seluruh media dunia mengidentikkan Islam dengan teroris.
Fenomena yang unik, disaat Islam ditekan oleh media karena tragedi ini, ternyata sikap kritis orang Eropa membuat sebuah gelombang besar mualaf. Rasa penasaran mereka menuntut mereka membuka referensi benar soal Islam, lalu melihat indahnya Islam banyak yang mendapat hidayah.
Bertahun kemudian Amerika meminta izin kepada PBB untuk mengubrak-abrik salah satu negara kaya minyak, Iraq, dengan alasan mengendus keberadaan Al Qaeda dan Osama bin Laden. Setelah membuat pemerintahan sah Saddam Husein hancur, dan mengubrak-abrik kehidupan berbangsa dan bernegara rakyat Iraq, Amerika tetap tak bisa menemukan teroris yang dimaksud. Malah lebih banyak yang terlihat adalah helikopter berbaling-baling dua model Apache berlalu lalang yang dicurigai mengangkut barel-barel minyak Iraq.
Habis masa izin dari PBB melakukan agresi, Amerika merasa tak ingin melemahkan cengkraman terhadap negara 1001 malam itu, lalu Amerika mencari fitnah dengan menyebut Saddam Husein menyimpan senjata pemusnah massal yang harus diamankan Amerika. Akhirnya dengan alasan ini PBB kembali mengizinkan pendudukan. Beberapa tahun lalu Saddam Husein sebagai pemegang kekuasaan Iraq, dianggap sebagai penanggung jawab keberadaan senjata ini, dan telah dihukum mati tanpa peradilan yang sah di Amerika. Hingga kini senjata keramat itu tak pernah terbukti ada.
Takut PBB menarik izin agresinya, Amerika kembali mengeluarkan pernyataan tanpa dasar, bahwa Al Qaeda telah pindah ke Afghanistan. PBB pun lagi-lagi memberi izin untuk melakukan penyisiran militer memburu teroris. Bukan Al Qaeda yang didapat, Amerika malah berhadapan dengan gerakan Taliban yang memperjuangkan Afghanistan tidak diinjak oleh penjajah Amerika. Bukannya sadar dan segera pergi, Amerika malah mengeluarkan pernyataan bahwa Taliban termasuk teroris yang harus diberangus.
PBB kembali mendukung, dan kembali memberi izin kepada Amerika untuk menghancurkan “teroris” itu. Bahkan boleh menyebrang ke Pakistan, karena Taliban juga bermarkas disana. Sampai saat ini, inilah yang terjadi. Entah sampai kapan, dan berapa korban lagi yang harus dipertaruhkan karena sebuah kebohongan sejarah ini.
Sejak kebohongan pertama, dengan masifnya pemberitaan media penduduk Barat mengalami Islamophobia parah. Tumbuh gerakan frontal anti Islam dan maraknya pelecehan terhadap kaum muslim di negara-negara Amerika dan Eropa.
Makanya, kita juga harus hati-hati menyimak sebuah informasi, bisa gawat jika termakan doktrin ini.
Kisah Sendu Spanyol
Dibawa oleh pasukan Thariq bin Ziyad yang terkenal dengan kisahnya yang membakar armada perahu yang menyebrangkan pasukan sampai ke Spanyol sehingga hanya menyisakan pasukan dengan benteng musuh, tak ada jalan mundur. Islam pun berhasil menundukan wilayah Andalusia (Spanyol). Peradaban disana langsung tumbuh begitu cepat. Dibangunlah banyak universitas Islam ternama, masjid-masjid megah, perpustakaan, dan lain sebagainya, yang membuat Spanyol jadi pusat peradaban Eropa saat itu. Banyak cendekiawan eropa yang menuntut ilmu di Spanyol ini. Masyarakat saat itu begitu memegang teguh ajaran Islam, maka terciptalah kehidupan sejati masyarakat muslim.
Beberapa kali diserang oleh pasukan Kristiani tak menggoyahkan kedaulatan Andalusia. Hingga akhirnya pasukan salibis hampir putus asa. Lalu munculah seorang tokoh bernama Napoleon Bonaparte dari Prancis, yang memiliki ide jitu untuk melemahkan Andalusia. Bukannya pasukan yang ia kirim, melainkan selundupan alkohol, alat musik gitar, foto syahwat, dan lain-lain. Alhasil, generasi Islam disana mulailah mengenal kemaksiatan dan terlena dengan itu. Sebagian dari mereka mulai melupakan budaya Islam dan kehidupan seharusnya seorang muslim. Mereka lebih memilih alunan musik gitar dibandingkan lantunan ayat ilahiyah. Maka secara perlahan kekuatan kaum Muslim berkurang banyak. Lalu dalam satu hentakan Napoleon Berhasil menundukan Madrid.
Apa yang dilakukan Napoleon setelah berhasil menguasai Spanyol adalah membakar seluruh buku yang ada di perpustakaan-perpustakaan, meruntuhkan seluruh bangunan berciri Islami, masjid-masjid, membantai sebagian muslim yang tidak mau masuk agama kristen di tiang gantungan, hingga benar-benar Islam tak pernah berjejak singgah di bumi Andalusia. Hingga ada sebuah sejarah dimana kaum muslim yang menolak ajaran kristen dijanjikan selamat oleh Napoleon asal melakukan migrasi ke luar wilayah Spanyol dengan kapal yang telah disiapkan. Setelah ribuan orang masuk ke kapal, di tengah laut kapal itu ditenggelamkan oleh armada Napoleon. Saat itu kaum muslimin benar-benar dihancurkan, dan semua itu karena kesalahan di pihak kaum muslimin sendiri yang terlena hanya dengan alkohol dan gitar.
Ketika para ayah disalib di alun-alun kota, para ibu dizinahi oleh para kaum kafir lalu digantung di tengah lapangan dengan keadaan telanjang tanpa belas kasih. Darah mengalir di setiap jalan di Spanyol. Api terlihat menghiasi setiap rumah yang didalamnya dulu pernah dilantunkan ayat-ayat indah Al Quran. Masjid yang didalamnya senantiasa diapakai untuk menyembah Allah diluluh lantahkan tinggal reruntuhan. Lalu anak-anak kecil yang belum mengerti apa-apa diambil oleh mereka, diganti namanya, dididik dengan paham gereja, dan didoktrinkan untuk membenci Islam.
Apakah akan seperti itu Indonesia?
Penghancur Kekhalifahan = Pahlawan
Kekhalifahan Turki Ottoman runtuh pada tahun 1922, dunia Barat menyebutnya sebagai kemerdekaan dan kemenangan konstitusi demokrasi. Menyebut Mustafa Kemal Ataturk sebagai pahlawan revolusioner, dan memberinya gelar “Bapak Turki”. Padahal Mustafa Kemal ini merupakan seorang munafik yang berdarah Yahudi, yang dikonspirasikan oleh gerakan Yahudi Internasional untuk masuk dalam struktur militer Turki kemudian menjadi pemimpin operasi kudeta terhadap Sultan Hamid II, sang khalifah terkahir.
Setelah dia naik tahta dia mengganti hukum syariah menjadi sekuler konservatif. Pengenaan jilbab di seluruh negeri dilarang, bahasa Arab haram digunakan termasuk untuk adzan yang hanya boleh dengan bahasa turki, penduduk Turki wajib memakai topi Barat yang sebelumnya selalu diidentikan dengan simbol kekafiran, dan lain-lain. Semasa hidupnya Ataturk memperlihatkan watak yang sangat benci agama, pernah dia saat itu lewat di depan masjid yang masih mengumandangkan adzan dengan bahasa Arab, maka sesaat itu juga ia memerintahkan untuk merobohkan masjid itu.
Tak aneh ketika akhir masa hidupnya ia mengalami sakratul maut yang begitu mengerikan. Perutnya membusung, pahanya membengkak, mukanya mengecil, terkena penyakit kelamin, darahnya telah dicampuri alkoholm dari hidungnya keluar darah, dan lain-lain yang terlalu menjijikan untuk dideskripsikan. Dalam keadaan seperti itu ia tetap berpesan untuk jangan menyolatkannya jika sampai ajalnya. Seperti inikah pahlawan menurut sudut pandang Barat?
Jangan sampai sejarah ini mengotori pandangan kita tentang Islam dan kekhalifahan.
Islam Menyentuh Nusantara di Masa Rasulullah
Jika memandang sejarah mengenai nusantara dari sisi Barat akan kita temukan juga bahwa Snouck Hugronje, seorang ilmuwan Barat yang belakangan diketahui juga berdarah Yahudi menyatakan Islam masuk Indonesia di abad ke-14 lewat pedagang Gujarat. Itulah yang banyak tertulis di buku teks pelajaran sejarah kita. Sejarah ini sudah banyak ditentang oleh cendekiawan-cendekiawan lain dengan mengungkapkan sejuta kebenaran, salah satunya Dr. HAMKA. Faktanya Islam masuk ke Indonesia bahkan ketika Rasulullah masih hidup.
Kalau anda pernah dengar pembalseman mumi dengan kapur barus yang digunakan Firaun Mesir di masa Nabi Musa, itu ternyata adalah sebuah mineral yang diambil dari kampung Barus di dataran Sumatra. Itu bukti kuat bahwa Indonesia jauh-jauh hari sudah terjalin hubungan dengan dunia Timur Tengah, sehingga apa urusannya Islam harus menunggu hingga abad ke-14 untuk menyentuh nusantara. Bukti lain, ternyata ditemukan sebuah peta kuno perjalanan pelayaran dari Timur Tengah ke Nusantara dari masa kekhalifahan Khulafaurrasyidin. Sebuah peta kuno yang termasuk sudah detil menggambarkan bentuk kepulauan Indonesia. Fyi, pada saat yang sama dunia Barat masih berdebat apa bentuk sebenarnya Bumi.
Jadi bangga bukan, Nusantara sudah tersyiar Islam sejak masa Rasulullah?
Gajah Mada Pahlawan?
Kalau sejarah dunia berkiblat pada Barat, ternyata sejarah negeri Indonesia juga tak terlepas dari sudut pandang tidak netral, yakni hanya dilihat dari sisi Jawa. Contoh mudahnya, anda pasti mengenal Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit di masa lampau. Gajah Mada bersumpah untuk tidak memakan buah palapa sebelum berhasil mendudukan seluruh wilayah nusantara, atau yang kita kenal dengan sumpah palapa.
Dalam pandangan orang Jawa, versi yang juga tercetak di seluruh buku teks sejarah sekolah di seluruh Indonesia, menyebut Gajah Mada sebagai pahlawan pemersatu nusantara. Padahal jika dilihat dari pandangan sisi orang Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lain, Gajah Mada dikenal tak lebih dari seorang agresor dan penjajah yang ambisius dan bengis. Entah karena termakan paradigma buku sejarah atau tidak, penulis pun tak menafiqkan jasanya sehingga suatu hari ada wilayah yang disebut Indonesia ini.
Makanya, tentu akan lebih arif jika memandang sejarah ini dari berbagai sisi.
G30S dan NII
Masih banyak pembelokan maupun penutupan sejarah yang harusnya kita tahu. Semisal konspirasi G30S yang menculik tujuh Jenderal Angkatan Darat, divoniskan begitu saja pada PKI dalam buku sejarah kita. Padahal kabar yang beredar menyebutkan itu belum tentu, bisa saja bahwa sutradaranya Soeharto dan/atau Badan Intelijen Amerika (CIA). Kemudian sejarah yang menyatakan bahwa Negara Islam Indonesia versi Kartosuwiryo yang disebut-sebut melakukan pemberontakan kepada pemerintah sehingga akhirnya harus diberangus, ternyata meninggalkan fakta bahwa ketika perang kemerdekaan memang ada perjanjian antara otoritas calon pemerintah Indonesia dengan NII.
Perjanjian itu menyatakan bahwa NII yang punya garda militer Hizbullah dan Sabilillah siap membantu perjuangan Indonesia melawan Belanda dan Jepang dengan balasannya ketika terbentuk pemerintahan harus diberlakukan syariat Islam bagi umat Islam. Sayang perjanjian ini dilanggar oleh otoritas pemerintahan yang berubah pandangan hanya dengan lobi minoritas yang tak setuju, padahal minoritas itu sama sekali tak ada hubungannya dengan perjanjian ini.
Karena pihak otoritas tidak jadi menyariatkan hukum Indonesia, NII Kartosuwiryo kemudian bergerak secara independen dengan menyiarkan syariat dari rumah ke rumah. Ketika TNI Angkatan Darat meninggalkan tanah Jawa Barat saat itu untuk membantu mobilisasi Serangan Umum, tentara NII tetap tinggal mengangkat senjata dan menghabisi tentara sekutu yang datang ke Jawa Barat. Saat itu juga karena melihat keberhasilan syiar dari rumah ke rumah dimana hasilnya hampir seluruh rakyat Jawa Barat bersimpati kepada NII, Kartosuwiryo menyatakan Jawa Barat di bawah hukum syariat.
Namun saat kembali ke tanah priangan, TNI berperang dengan tentara NII, dengan dalih bahwa TNI melihat tentara NII sebagai tentara liar yang menganggu kedaulatan nusantara. Padahal ini karena adanya manipulasi politik, ada pihak yang benci syariat Islam tegak. Untuk membendung pergerakan dan menipiskan simpati rakyat, serta merta otoritas pun menfitnahnya sebagai pemberontak. Tetapi, perlu diingat bahwa NII Kartosuwiryo yang memiliki cita-cita luhur dulu berbeda dengan NII sekarang yang telah difatwa sesat oleh MUI.
Itu baru sebagian saja, dalam buku teks sejarah kita memang yang paling banyak perlu diklarifikasi, karena bukan omong kosong di zaman orde baru kurikulum pendidikan jadi alat politik rezim berkuasa.
Rabu, 02 Desember 2009
korban-korban Media elektronik
Kekerasan elektronik bisa berupa ancaman, intimidasi, penyebaran fitnah dan lain sebagainya. Kekerasan yang dilakukan melalui elektronik sebenarnya lebih menyakitkan daripada jenis kekerasan-kekerasan lain. Hal ini disebabkan karena kekerasan elektronik lebih cenderung mengakibatkan dampak psikis kepada korbannya. Sebagaimana diketahui, bahwa jika seseorang sudah mengalami masalah psikis maka besar kemungkinan orang tersebut juga akan mengalami masalah fisik, terutama bagi korban yang tidak bisa mengatasi masalahnya sesegera mungkin.
Kekerasan Melalui Hanphone
Sadar atau tidak, hanphone pada saat sekarang ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang. Seiring dengan hal tersebut, kita juga mungkin tidak sadar bahwasanya handphone seringkali menjadi masalah bagi setiap orang. Terlepas dari sisi positif dari adanya handphone, kita seringkali tidak sadar bahwasanya handphone bisa menjadi awal sebuah kehancuran dari masa depan seseorang.
Karena ingin memiliki handphone seseorang bisa melakukan hal-hal yang tidak terpuji, seperti mencuri, berbohong dan lain sebagainya. Karena handphone seorang gadis secara sadar ataupun tidak sadar sering bernarsis ria memamerkan keindahan tubuhnya, ketika fotonya tersebut beredar luas di masyarakat bukan hanya dia yang akan menanggung malu akan tetapi seluruh sanak saudara dan orang tersekat akan menanggungnya juga. Karena handphone juga, seseorang bisa menjadi target penipuan, ancaman, dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan masih banyak lagi sisi negatif dari adanya handphone.


Saya yakin pihak stasiun tv ingin memberikan yang terbaik bagi para pemirsanya. Saya juga yakin mereka juga sering salah, sebab seringkali acara yang mereka tayangkan tidak tepat waktunya. Selain itu, bisa jadi maraknya pergaulan bebas yang dilakukan oleh anak dibawah umur, salah satunya disebabkan karena anak dibawah umur tersebut menonton acara tv. Trend busana yang seksi, yang katanya gaul, adegan ciuman, pemerkosaan, pembunuhan, kekerasan dalam rumah tangga yang tertuang melalui film dan sinetron merupakan pelajaran yang buruk bagi anak-anak.
Dengan mengatasnamakan seni dan profesionalisme, mereka berperan sebagaimana tuntutan alur ceritanya. Memang ada sisi positif setelah adegan buruk tersebut, akan tetapi apakah semua orang yang menontonnya bisa mengambil hikmah ataupun pesan dari adegan-adegan tersebut ? Tentunya tidak bukan. Sebagai contoh, sebuah tayangan yang menceritakan perselisihan sebuah keluarga atau suami-istri yang berselingkuh, lalu sang anak kurang mendapatkan kasih sayang. Anak tersebut akhirnya tidak betah berada di rumah, lalu dia pergi clubbing, minum minuman keras, seks bebas dan narkoba. akhirnya sang anak OD (Over Dosis), masuk rumah sakit dan akhir ceritanya suami isteri bersatu kembali.
Pada cerita di atas, ada hikmah yang bisa dipetik antara lain perselingkuhan ataupun perselisihan antara suami isteri membuat tekanan psikis pada si anak. Tekanan tersebut bisa membuat si anak stress lalu terjun ke dalam dunia hitam, seperti menggunakan narkoba. Penggunaan narkoba akan menyebabkan hilang kesadaran dan bisa over dosis dan itu pada dasarnya akan merugikan si pelakunya. Yang jadi permasalahan, anak-anak yang menonton tayangan tersebut mengambil sisi buruknya saja. Dia hanya melihat bahwa ketika terjadi kemelut di keluarga, maka yang harus mengambil tindakan buruknya seperti clubbing dan lain sebagainya.
Kekerasan Melalui Internet

Melalui internet seseorang bisa menjalin sebuah hubungan sosial kepada pengguna ataupun user lainnya baik lokal maupun internasional. seseorang juga bisa menyalurkan aspirasi, opini kita kepada banyak orang melalui internet, dan lain sebagainya. Dibalik itu, internet juga mempunyai dampak yang kurang baik. Melalui internet, seseorang bisa menyebarkan isu yang negatif tentang seseorang taupun sekelompok orang, seorang anak bisa menonton film porno, bermain game secara online tanpa memandang waktu, dan lain sebagainya.
Hampir semua kekerasan yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab korbannya adalah kaum wanita. Mungkin sudah saatnya kita semua menyadari fenomena-fenomena yang sudah terjadi, agar kejadian-kejadian yang buruk tersebut tidak terjadi, dan terjadi secara terus menerus. Hampir semua masalah yang timbul di lingkungan masyarakat kita karena disebabkan kurangnya kasih sayang dari keluarga. Jika keluarga adalah tempat yang nyaman dan menyejukkan bagi seseorang, maka segala masalah yang timbul dari lingkungan luar akan dia selesaikan bersama keluarga yang membuat hatinya sejuk dan nyaman. Sayangi diri Anda, Sayangi keluarga Anda, Sayangi anak-anak Anda, dan Sayangi generasi penerus bangsa ini.