skip to main |
skip to sidebar
Wiladah (Kelahiran)
Ayatullah Bahjat dilahirkan di kota Fuman daerah Gilan Iran pada akhir tahun 1334 HQ dari keluarga yang takwa dan taat beragama. Ayahnya bernama: Karbala’Mahmud Bahjat Qs yang terkenal dengan sifat penolongnya, dipercaya oleh masyarakat sekitarnya dan pengkidung sya’ir-sya’ir Ahlul Bait As.
Tahshilat (Studi)
Ayatullah Bahjat Hf merampungkan pelajaran-pelajaran tingkat ibtida’iyahnya dari keluarganya sendiri, kemudian ia meneruskan pelajaran agamanya dan adabiyatArab di kota kelahirannya (Fuman).Lalu pada tahun 1348 HQ ia hijrah ke kota Qum untuk melanjutkan studi hauzawiyahnya. Setelah tinggal selama beberapa tahun di kota suci Qum, lalu ia berangkat hijrah demi menimba ilmu-ilmu agama Ahlul Bait As ke kota Karbala, Irak. Di sana ia tinggal hanya kira-kira empat tahun lamanya. Di samping mendalami ilmu-ilmu agama ia pun menyibukkan dirinya dengan Tazkiyatu al-Nafs-nya. Dan pada tahun 1352 HQ ia pindah ke kota Najaf Asyraf, Irak. Di kota ini ia menekuni pelajaran-pelajaran tingkat tinggi hauzah kepada guru-guru besar yang terkenal pada masa itu.
Semangat Belajar
Ayatullah Bahjat Hf adalah murid yang rajin, serius dan penuh semangat dalam belajar.Ia tidak mempunyai kesibukan lain selain belajar dan muthala’ah. Kitab hadits “Safinatul Bihar” yang terdiri dari beberapa jilid besar adalah hasil karyanya yang bekerja sama dengan rekannya al-Marhum H.Syaikh Abbas al-Qummi Qs (penulis kitab doa Mafatihul Jinan). Dalam pelajaran Ushul Fiqh (Kifayah), ia banyakmengisykal (menyanggah) penjelasan-penjelasan gurunya; Ayatullah Syahrudi, yaitu murid al-Marhum Syaikh Ahmad al-Khurasani.
Ternyata Teman Kalian Itulah Yang Benar
Pernah terjadi pada suatu hari, Ayatullah Bahjat Hf mengisykal dan menyanggah keterangan gurunya tersebut. Pada malam harinya sang guru itu mengkaji kembali catatan-catatan yang ia tulis sewaktu ia belajar pada Ayatullah Ahmad al-Khurasani tersebut sembari mempelajari isykalan-isykalan yang dilontarkan olehnya (Ayatullah Bahjat Hf). Akhirnya ia pun memahami dan mengakui bahwa sebenarnya kebenaran itu berada pada Ayatullah Bahjat Hf. Keesokan harinya, murid-murid dan teman-temannya -yang memang belum mengetahui kenyataan yang sebenarnya- mencemoohnya karena keberaniannya mengisykal sang guru besar dan mereka menganggap hal semacam itu adalah perbuatan lancang dan dinilai tidak beradab.Lagi pula ketika itu Ayatullah Bahjat Hf adalah murid yang paling muda. Ketika sang guru memasuki kelas yang berupa masjid, ia melihat murid-muridnya sedang merendahkannya. Ketika itulah ia berkata: “Diamlah kalian semua dan tenanglah. Janganlah kalian mengejek dan mengganggu Agha. Perhatikanlah, saya akan menjelaskan masalahnya!”. Dengan serta merta seluruh murid-murid dalam ruangan masjid itu diam dengan penuh tanda tanya. Sang guru besar itu pun mulai melanjutkan ucapannya dan berkisah: “Tadi malam saya mengkaji kembali catatan-catatan pelajaran saya yang pernah saya pelajari pada al-Marhum Syaikh Ahmad al-Khurasani, ternyata memang kebenaran itu berada pada teman kalian ini (Syaikh Bahjat Hf). Setelah peristiwa dan kejadian tersebut sang guru pun memuji kesungguhan dan kecerdasannya dan semua teman-teman sekelas menjadi segan padanya.
Guru-guru:
1. Ayatullah al-‘Uzma Agha H.Sayyid Abul Hasan al-Isfahani.
2. Ayatullah al-‘Uzma Agha H.Syaikh Dliya’uddin al-Iraqi.
3. Ayatullah al-‘Uzma Agha H.Syaikh Mirza al-Na’ini.
4. Ayatullah al-‘Uzma Agha H.Syaikh Muh. Husein al-Ghurawi.
5. Ayatullah al-‘Uzma Agha H.Syaikh Muh. Kazim al-Syirazi.
6. Ayatullah al-‘Uzma Agha H.Syaikh Mirza Ali Qadli al-Tabrizi.
7. Ayatullah al-‘Uzma Agha H.Sayyid Muh. Hujjat Kuhkamari.
8. Ayatullah al-‘Uzma Agha H.Sayyid Husein Badkube’i.
9. Ayatullah al-‘Uzma Agha H.Sayyid Husein al-Thaba-thaba’i (Semoga rahmat Ilahi atas mereka semua).
Mengajar dan Karya-Karya
Sudah lebih dari puluh tahun ia aktif mengajar Fiqih dan Ushul Fiqih untuk tingkat tinggi (Bahtsul Kharij). Banyak para mujtahid yang hidup pada saat ini (tahun 2003 M) adalah murid-muridnya.
Berikut ini adalah sebagain dari tulisan-tulisan dan karyanya, antara lain:
1. Satu paket kitab Ushul Fiqh.
2. Ulasan (syarah) kitab al-Makasib Syaikh al-Anshari.
3. Kitab al-Thaharah.
4. Satu paket kitab al-Shalat.
5. Syarah kitab Dzakhiratu al-‘Uqba al-Marhum Kumfani.
6. Satu paket kitab Fiqih 10 jilid (berbahasa Farsi).
7. Taudlihu al-Masa’il(Arab dan Farsi).
8. Ulasan (syarah) kitab Manasik al-Haj Syaikh al-Anshari.
Tazkiyatun Nafs
Ayatullah al-‘Uzma al-‘Arif Syaikh Bahjat Hf senantiasa melazimkan dan menyibukkan diri dengan pensucian jiwa dan masalah-masalah ruhaniah, seakan-akan ia tidak mempunyai pekerjaan lainnya. Di sisi lain ia pun amat disiplin dan kuat dalam melakukan tahajjud dan beribadah, seakan-akan ia tidak mempunyai kegiatan lainnya selain beribadah dan dzikir.
Menjawab Pertanyaan Dalam Keadaan tidur
Berikut ini kami nukilkan satu kisah menarik yang pernah terjadi pada dirinya semasa belajar di Irak dahulu. Seusai belajar -seperti biasanya- ia kembali ke kamarnya dan membantu kesulitan pelajar-pelajar yang kunjung ke kamarnya dalam memahami pelajaran. Suatu ketika, karena saking lelahnya, seusai belajar ia kembali dan tertidur di kamarnya. Beberapa orang rekannya seperti biasanya pula mendatangi kamarnya untuk menanyakan pelajaran kepadanya. Walaupun mereka tahu bahwa ia sedang dalam keadaan tidur, namun mereka tetap mengajukan pertanyaan kepadanya.Akan tetapi-dengan izin Allah- ia dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dan menjelaskannya seperti halnya dalam keadaan terjaga. Mereka pun merasa puas dengan jawabannya itu. Dan ketika ia bangun dari tidurnya itu, mereka pun menceritakan soal-soal dan jawaban-jawaban yang ia sampaikan waktu tidur tadi. Ternyata ia memang tidak sadar dan tidak tahu tentang soal-soal yang diajukan kepadanya. Ia berkata: “Sungguh, sama sekali, segala apa yang kalian katakan itu tidak terbetik di benak saya”.Demikianlah al-kisah itu.
Tidak Ternodai
Ayatullah al-‘Uzma Syaikh Muhammad Taqi Bahjat Hf memang tidaklah diragukan lagi. Ayatullah Bahjat Hf adalah merupakan pribadi zahid yang sangat menonjol yang dikenal dengan kedalaman ilmu, kemulian, kearifan dan keutamannya. Ia mempunyai daya tarik ma’nawiyah dan hakikat bathiniyah yang luar biasa.Sebesar atom pun ia tidak ternodai oleh materi dan gemerlap dunia. Bukan hanya dalam benak, pikiran dan ucapan, bahkan dalam sikap dan amal perbuatan sehari-harinya tidak termodai sama sekali dengan gemerlapnya godaan dunia.Ia hidup dalam keadaan yang sangat sederhana, baik dalam makan, pakaian dan lainnya.Bahkan hingga kini ia masih tetap tinggal di rumahnya yang sudah tua dan sangat sederhana, yaitu di salah satu jalan, gang buntu di kawasan Qum. Banyak simpatisannya yang menawarkan rumah yang lebih bagus dan layak untuk tempat tingalnya sebagai seorang ‘Ulama dan Marja’.Akan tetapi ia menolaknya dan merasa cukup dengan apa yang ada.Salah seorang mujtahid besar berkata tentang kebesarannya: “Ayatullah Bahjat Hf, tidak bisa dikatakan sebagai manusia yang penuh takwa. Akan tetapi ia adalah “esensi takwa” itu sendiri.
Ibadat
Hubungan kokoh kepada Allah Swt, dzikirnya yang terus menerus, nawafil dan melek malamnya sangat mempunyai pengaruh dan banyak memberikan pelajaran buat kita semua. Jamaah shalat Ayatullah Bahjat Hf sepanjang tahun adalah merupakan jamaah yang cukup menarik perhatian, semarak dan penuh kekhusyu’an. Banyak pelajar luar negeri dan tentara sukarelawan (basiji) di samping juga masyarakat kota Qum dan luar Qum yang ikut serta melakukan shalat jamaah di masjidnya.Shalat jamaah yang penuh dengan ma’nawiyah dan ruhaniyah itu kadang kala diselingi oleh suara isak tangis dan aliran air mata kesedihan serta lengkingan suara dukanya yang sangat mengharukan jamaahnya dan merupakan ciri khas tersendiri baginya dan jamaahnya.Ruh-ruh sebagian jamaah shalatnya pun ikut naik terbang ke angkasa ma’nawiyah mengikuti sang imam. Tidaklah berlebihan kalau kita katakan bahwa acara shalat berjamaah semacam ini hampir tidak kita dapati di tempat-tempat lainnya.
Tawassul
Sedikit dan jarang sekali kita temukan orang sesepuh Ayatullah Bahjat Hf yang rajin dan istiqamah berziarah ke makam Hadlrat Sayidah Fatimah Ma’shumah As. Setiap pagi hari ia melakukan hal itu dengan penuh adab, tunduk dan tawadlu’.Doa tawassulnya kepada Hadrat Sayidah Ma’shumah As dan ziarah ‘Asyura selalu mengawali kehidupannya sehari-hari sepanjang tahun.Demikianlah seorang ‘Arif Hakim dan ‘Abid Mukhlish menjalani hidupnya setiap hari. Kini, mau dan mampukah kita mengikuti jejak langkah orang-orang seperti Ayatullah Bahjat Hf?
Cahaya itu Menghampirinya
Penulis kitab Anwarul Malakut menukil dari Ayatullah H.Syaikh Abbas Kucani Qs mengatakan bahwa: Ayatullah Bahjat Hf melazimkan diri pergi ke Masjid Sahlah di Irak dan sudah menjadi kebiasaannya menetap di dalam masjid itu sejak malam hari hingga subuh. Pada suatu malam yang sangat gelap gulita, sementara lampu cantel masjid tidak dinyalakan, ia memasuki masjid tersebut dan pada pertengahan malam ia merasa perlu untuk memperbaharui kembali wudhunya,akan tetapi untuk bersuci dan berwudhu ia harus keluar dari dalam masjid sementara keadaan di luar masjid pun sangat gelap.Ia tetap berusaha untuk keluar masjid, setelah beberapa langkah tiba-tiba datang rasa takut menghampirinya, pada saat itulah -di mana ia dalam keadaan sendiri, gelap dan takut- muncul cahaya menghampirinya, sebagaimana lampu, cahaya itu mengantarkannya keluar hingga menyelesaikan keperluannya.Dengan setia cahaya itu senantiasa meneranginya hingga iakembali lagi masuk ke dalam masjid. Lalu cahaya itu lenyap ketika ia sampai di tempat mujahadah-nya.
Hubungan Dengan Imam Khomeini Qs
Hadhrat yang agung Imam Khomeini Ra mempunyai perhatian khusus terhadapnya.Ketika serombongan jamaah Majlis Khubaro’ (tim ahli) berkunjung ke rumah Imam Khomeini Ra untuk meminta saran-saran, nasihat dan bimbingan yang bersifat akhlaki kepada Imam Ra, maka Hadlrat Imam Ra menyarankan mereka agar mengunjungi rumah Ayatullah Bahjat Hf. Pergilah rombongan itu menuju ke rumahnya. Pada mulanya Ayatullah Bahjat Hf menolak permintaan mereka, namun karena mereka mendesak terus akhirnya terpaksa ia menerimanya juga. Kisah lainnya yang bersumber dari salah seorang murid Imam Khomeini Ra mengatakan bahwa: ketika Hadlrat Imam Ra telah dibebaskan dari penjara oleh rezim Pahlevi, ia memasuki kota suci Qum, yaitu pada tahun 1341 Hsy. Ketika itu hampir semua rumah di kota Qum merayakan bebasnya Imam Ra dengan acara bersyukur kepada Allah Swt. Pada waktu itu, rumah Imam setiap hari tidak pernah sepi dari jamaah yang ingin bersilaturrahmi danbertabarruk kepadanya.Tidak ketinggalan pula bahwa Ayatullah Bahjat Hf turut serta bersama jamaah lainnya yang sering berkunjung ke rumah Imam tersebut. Seperti biasanya -ketika itu- Ayatullah Bahjat Hf selalu berdiri di depan pintu salah satu kamar Imam Ra demi menghormati orang-orang yang masuk. Ketika ada yang mengatakan kepadanya: “Sebaiknya Antum masuk saja ke dalam dan duduk di sana, karena tidak layak orang mulia seperti Antum ini berdiri menghormati orang-orang di sini”, ia menjawab: “Demi menghormati Hadhrat Imam Ra sudah seharusnya aku berdiri di sini untuk beberapa saat lamanya selama beberapa hari, barulah setelah itu aku akan kembali”. Hal ini menunjukkan, betapa nampak sifat tawadlu’nya kepada Imam Ra. Salah satu ucapan Imam Ra tentang ketinggian dan kemuliaan derajat Ayatullah Bahjat Hf adalah: “ itu (yaitu Ayatullah Bahjat Hf) telah mampu menjalani maut ikhtiyari, yaitu satu kekuatan yang tinggi di mana ia mampu melepaskan ruhnya dari jasadnya kapan saja ia kehendaki lalu mengembalikannya lagi jika ia menginginkannya”. Inilah ciri dan sifat seorang ‘ulama yang senantiasa mengikuti jejak langkah Imam Ali As.
Hubungan dengan Pemimpin Islam Ayatullah al-‘Uzma Sayyid 'Ali Khamene’i Hf
Kehadiran Pemimpin Revolusi Islam dan para petinggi lainnya di rumah Ayatullah Syaikh Muhammad Taqi Bahjat Hf dan hubungan mereka denganya yang terus berlangsung adalah merupakan ikatan maknawi yang begitu kokoh dan penting serta berharga.Hal ini pun menunjukkan betapa Hadlrat Aytullah Sayyid Ali Khamene’i Hf menaruh perhatian besar kepadanya sebagaimana gurunya Imam Khomeini Ra.Semoga kiranya Yang Maha Kuasa senantiasa mencurahkan rahmat dan inayah-Nya kepadanya dan orang-orang yang berusaha mengikuti jejak langkahnya. Amin Ya Rabbal ‘alamin
Walhamdulillahi Rabbil ‘Alamin………….
0 komentar:
Posting Komentar