Sabtu, 09 Januari 2010

Jeritan Hati 20


Lihatlah Hujan
seperti jatuh.
Menonton bintang
ketika mereka menari
lagu sedih mereka.
Rasakan angin
seperti kuas oleh,
berayun lembut
ke lagu tak terlihat
bintang-bintang.
Mendengar suara
yang worlf bergegas oleh
sibuk melupakan segala sesuatu yang lain.

Duduklah bersamaku di berumput
Bukit, tampak di atas
sungai yang jatuh menuruni
celah bumi.
Dengarkan burung-burung
ketika mereka berkibar di
yang rambut panjang yang berayun dengan sabar.
Menonton rubah seperti mencuri
Kelinci dari jebakan petani.

Bernyanyi dengan saya sebagai
tarian bulan tinggi di atas kami;
sebagai awan berputar dan twist main-main.
Dengarkan irama bumi, sebagai
waktu berjalan dengan - suatu saat di sini,
dan kemudian pergi.
Jangan berhenti sekarang - hanya lambat dilakukan,
pernah orget waktu yang dihabiskan
manis musim panas di bawah hujan.

Tahan hari sedekat
kupu-kupu terbang di sekitar
dari bunga ke bunga,
berjemur di matahari
sinar menghangatkan.

Jaga malam di dekat
sebagai serigala kesepian
lolongan diam-diam ke putih
bulan baru,
Mengirim menggigil ngeri turun
tulang belakang dari burung hantu di
penerbangan, mendengarkan lembut
derai hujan dari mangsanya.

Memperlambat dan rasa
segar air garam
bergerak laut.
Beristirahat dan berjemur di
suara kolibri
sayap.
Bersantai di hujan musim panas
itu menyegarkan semangat lebah.

Jangan lupa untuk memperlambat,
Jangan terburu-buru.
Semuanya sederhana Beautifuly
akan dilupakan jika Anda tidak
melambat.

0 komentar: